Tuesday, February 11, 2025
HomeDestinasi LautPelayaran Tertunda? Jangan Keburu Emosi! Inilah Dampak Menerjang Cuaca Buruk

Pelayaran Tertunda? Jangan Keburu Emosi! Inilah Dampak Menerjang Cuaca Buruk

Berita terkait dibuka-tutupnya Pelabuhan Gilimanuk di akhir pekan lalu banyak menghiasi laman pemberitaan nasional. Dalam pemberitaan, Pengawas Satuan Pelayanan (Wasatpel) BPTD Pelabuhan Gilimanuk, I Made Ria Fran Dharma Yudha, mengungkapkan Selat Bali dilanda angin kencang dengan kecepatan 30-34 knot disertai hujan deras.

Baca Juga: Manly MV Baragoola, Kapal Ferry Bersejarah Sydney Tenggelam Saat Tahun Baru

“Jarak pandang nakhoda terbatas. Kami utamakan keselamatan seluruh pihak, terutama pengguna jasa, sehingga kami tunda pelayaran,” ungkap Yudha, dilansir dari laman detik.com (9/2).

Selain visibilitas yang terbatas, dikhawatirkan dampak dari kencangnya angin tersebut adalah peningkatan ketinggian gelombang saat kapal berlayar. Namun, kira-kira apa saja dampak yang mungkin terjadi jika Anda tetap ‘ngotot’ berlayar jika kondisi cuaca sedang buruk?

Berikut KabarPenumpang.com sarikan dampak-dampak negatif yang mungkin saja menimpa pelayaran Anda jika memaksa menerjang cuaca buruk, dirangkum dari berbagai sumber. Sebagai informasi tambahan, cuaca buruk di perairan memiliki beberapa parameter, seperti tingginya hembusan angin hingga hujan badai.

Gelombang Tinggi
Jika kapal Anda dipaksa berlayar saat kondisi angin sedang kencang, maka siap-siap kapal Anda akan sulit dikendalikan karena efek dari kencangnya angin adalah gelombang air laut yang semakin meningkat. Hal ini juga memperbesar kemungkinan kapal Anda terguling atau terbalik selama perjalanan.

Belum lagi jika arah datangnya angin tidak menentu, maka nakhoda kapal harus kerja ekstra keras karena kapal yang sulit dinavigasikan. Alih-alih tiba di tujuan, bisa saja kapal Anda tersesat bahkan hilang di perairan. Seram ya!

KM Ales Mulia yang Tenggelam di perairan Pulau Tagalaya. Sumber: Dephub.go.id

Kerusakan Pada Kapal
Ini adalah efek lanjutan yang bisa saja terjadi jika kapal Anda memaksa berlayar di tengah kondisi cuaca yang buruk. Kapal yang secara terus menerus diterpa gelombang tinggi dan keras lambat laun akan mengalami kerusakan fisik; sebut saja dek, jendela hingga infrastruktur navigasi.

Ambil contoh kandasnya KM Ales Mulia di perairan Pulau Tagalaya, Kabupaten Halmahera Utara, Provinsi Maluku Utara pada 14 Desember 2024 kemarin. KM Ales Mulia dikabarkan menerjang cuaca buruk selama perjalanan yang menyebabkan air laut membanjiri bagian dalam kapal. Kondisi tersebut semakin diperparah dengan rusaknya mesin pompa air, sehingga air terus menggenangi kapal. Guna menyelamatkan penumpang dan mencegah kapal tenggelam, nakhoda KM Ales Mulia memutuskan untuk mengandaskan kapal di atas karang di pesisir pulau.

Konsumsi Bahan Bakar yang Meningkat
Menerjang cuaca buruk di perairan juga ternyata meningkatkan biaya operasional lho! Karena kapal harus ‘mengonsumsi’ bahan bakar yang jauh lebih banyak ketimbang berlayar di perairan yang tenang.

Kesehatan, Kenyamanan dan Pembatalan
Jika dipaksakan untuk menembus cuaca buruk, perjalanan Anda hampir dapat dipastikan tidak akan nyaman. Gejolak ekstrem yang akan Anda rasakan dapat menyebabkan mabuk di perjalanan, yang secara otomatis akan menurunkan kenyamanan Anda saat berlayar.

Jika pihak operator terpaksa menunda atau membatalkan perjalanan Anda, maka sebenarnya mereka telah mengambil langkah tegas untuk mengurangi kemungkinan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Jadi, jangan melulu emosi ya kalau perjalanan Anda dibatalkan!

Tenggelam di Selat Bali, Inilah Spesifikasi Kapal Ferry RoRo KMP Yunicee

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Yang Terbaru