Hari ini 85 tahun lalu, bertepatan dengan 27 Agustus 1939, menjadi momen bersejarah dalam jagad dirgantara dunia, dengan penerbangan perdana Heinkel He 178, yakni pesawat dengan mesin jet pertama di dunia. Diterbangkan oleh pilot uji Erich Warsitz, penerbangan ini sukses besar, meskipun pesawat hanya terbang selama beberapa menit. Ini menandai keberhasilan pertama kali sebuah pesawat bermesin jet terbang di udara.
Heinkel He 178 adalah pesawat eksperimental yang menandai awal dari era penerbangan jet, meskipun tidak pernah masuk ke dalam produksi massal. Penerbangan pertamanya terjadi beberapa hari sebelum pecahnya Perang Dunia II, menjadikannya sebuah pencapaian teknologi yang sangat signifikan pada masa itu. Meskipun demikian, perkembangan teknologi jet yang lebih lanjut baru benar-benar dimanfaatkan setelah perang berlangsung.
Dari sejarahnya, beberapa ilmuwan dan insinyur di Jerman dan Inggris pada akhir 1930-an mulai bereksperimen dengan konsep mesin jet sebagai alternatif untuk mesin piston yang dominan pada pesawat saat itu. Hans von Ohain, seorang insinyur Jerman, adalah salah satu pelopor dalam pengembangan mesin jet. Pada tahun 1935, von Ohain mengajukan paten untuk mesin turbojet.
Kemudian ada Ernst Heinkel, seorang industrialis dan desainer pesawat Jerman, tertarik pada teknologi baru yang bisa meningkatkan kecepatan dan kinerja pesawat. Heinkel memiliki visi untuk membuat pesawat tercepat di dunia, dan dia melihat potensi besar dalam mesin jet. Pada tahun 1936, Heinkel merekrut Hans von Ohain untuk bekerja di perusahaan Heinkel Flugzeugwerke, dengan tujuan mengembangkan mesin jet yang dapat digunakan pada pesawat.
Mesin jet pertama yang dikembangkan oleh von Ohain dan timnya adalah HeS 1, sebuah mesin eksperimental yang berhasil diuji pada tahun 1937. Namun, mesin ini masih belum cukup kuat untuk digunakan dalam pesawat terbang. Mereka kemudian mengembangkan mesin HeS 3, yang menjadi mesin jet pertama yang dipasang pada pesawat dan berhasil membuat He 178 terbang.
Heinkel dan timnya merancang He 178 sebagai pesawat berukuran kecil dengan desain yang sederhana. Pesawat ini memiliki struktur sayap rendah (low-wing) dan menggunakan bahan aluminium. Salah satu tantangan terbesar dalam pengembangan He 178 adalah merancang sistem bahan bakar dan sistem pendingin yang efektif untuk mesin jet yang sangat panas dan berbeda dari mesin piston konvensional.
Setelah menyelesaikan uji darat, Heinkel He 178 siap untuk uji terbang pertama. Pada 27 Agustus 1939, pilot uji Erich Warsitz menerbangkan He 178 dari lapangan terbang Heinkel di Marienehe, dekat Rostock, Jerman.
Meskipun penerbangan He 178 adalah pencapaian teknologi yang luar biasa, otoritas Nazi pada waktu itu tidak segera menyadari potensi besar dari mesin jet. Mereka lebih fokus pada pengembangan pesawat konvensional untuk keperluan Perang Dunia II. Akibatnya, He 178 tidak pernah masuk ke produksi massal, dan pengembangan lebih lanjut mesin jet di Jerman dilakukan dengan pesawat lain seperti Messerschmitt Me 262 yang muncul kemudian dalam perang.
Meskipun tidak diterima secara luas pada waktu itu, He 178 membuka jalan bagi pengembangan pesawat jet di masa depan. Konsep mesin jet yang dipelopori oleh von Ohain dan Heinkel kemudian diadopsi oleh berbagai negara, termasuk Inggris dengan Gloster E.28/39 dan Amerika Serikat dengan Bell P-59 Airacomet.
Prototipe He 178 hanya digunakan untuk beberapa penerbangan uji sebelum akhirnya dipensiunkan. Pesawat ini disimpan di museum Heinkel, tetapi sayangnya, pesawat ini hancur selama pemboman Sekutu di Rostock pada Perang Dunia II.
Hari Ini, 72 Tahun Lalu, De Havilland Comet, Pesawat Jet Komersial Pertama di Dunia Terbang Perdana