Everett Production Facility di Washington yang dikenal sebagai pabrik terbesar Boeing, saat ini dikabarkan dalam “mode panik (panic mode)”. Hal tersebut terjadi di tengan krisisi mengenai keselamatan yang menerpa pabrikan pesawat terbesar di dunia tersebut.
Seperti dikutip The Guardian (1/6/2024), para manajer Boeing di Washington dituduh memaksa staf untuk tetap diam mengenai masalah kualitas, karena para karyawan menunjuk pada tindakan pembubaran serikat pekerja. Seperti diketahui, Boeing sedang bergulat dengan krisis keselamatan yang dipicu oleh ledakan panel kabin selama penerbangan pada bulan Januari, dan pengawasan ketat terhadap lini produksinya ketika regulator meluncurkan serangkaian investigasi.
Salah satu mekanik di kompleks tersebut, yang telah bekerja untuk Boeing selama lebih dari tiga dekade, mengklaim bahwa kompleks tersebut “penuh” dengan pesawat 787 yang rusak dan perlu diperbaiki.
Banyak dari jet-jet ini diterbangkan dari lokasi Boeing di Carolina Selatan, tempat perusahaan tersebut menunda perakitan akhir 787 pada tahun 2021 sebagai langkah penghematan biaya.
“Manajer Boeing di Everett akan memburu kami untuk tetap diam tentang masalah jaminan kualitas dan potensi perbaikan,” kata mekanik tersebut, sambil menekankan kecepatan dan efisiensi daripada keselamatan. Dia menambahkan: “Boeing harus bercermin dan berkata: ‘Kami salah.’”
Pihakl Boeing bertemu minggu ini dengan regulator AS untuk membahas bagaimana rencana mengatasi masalah pengendalian kualitas. Para eksekutif baru-baru ini menggambarkan bagaimana para pekerja semakin berani untuk angkat bicara sejak bulan Januari, dengan jumlah pengajuan ke portal internal terkait masalah keselamatan dan kualitas meningkat sebesar 500%.
Awal tahun ini, sebuah panel ahli, yang ditunjuk oleh Administrasi Penerbangan Federal AS (FAA) setelah dua kecelakaan fatal Boeing 737 Max pada tahun 2018 dan 2019 yang menewaskan 346 orang, menggambarkan “putusnya hubungan” antara kepemimpinan Boeing dan tenaga kerja di bidang keselamatan. dan membuat 53 rekomendasi untuk membantu menyelesaikan permasalahannya.
Setelah insiden Alaska Airlines bulan Januari 2024, yang terjadi pada pesawat Max 9 yang baru, FAA meluncurkan penyelidikan besar-besaran. Setelah audit selama enam minggu terhadap lini produksi Boeing menemukan banyak kegagalan dalam mematuhi persyaratan kendali mutu manufaktur, badan tersebut memberi Boeing waktu 90 hari untuk menguraikan rencana tindakan dan menangani temuan panel.