Selain Airbus A350-900 Japan Airlines JAL516, turut menjadi korban dalam tabrakan maut di Bandara Internasional Haneda Tokyo adalah pesawat intai maritim multirole Bombardier DHC8-300 (JA722A) milik Japan Coast Guard (Penjaga Pantai Jepang) yang akan terbang membawa bantuan bagi korban gempa bumi. Bila awak dan penumpang A350 selamat, maka lima awak DHC-300 Japan Coast Guard (JCG) tewas ditempat saat kejadian pada 2 Januari 2024.
Terlepas dari sebab musabab yang masih dalam investigasi, menarik untuk disimak adalah profil DHC-300 yang populer sebagai pesawat penumpang komuter turboprop asal Kanada yang lumayan laris di pasar ekspor.
Pengembangan Bombardier DHC-8-300 dimulai oleh perusahaan Kanada, de Havilland Canada (DHC), sebelum akhirnya dimiliki oleh Bombardier Aerospace. Proyek pesawat ini dimulai dengan pengembangan pesawat DHC-8, yang merupakan pesawat bermesin ganda dan bermesin turboprop dengan desain sayap tinggi (high wing).
Pesawat ini dirancang untuk melayani rute penerbangan pendek hingga menengah dengan kapasitas penumpang yang cukup besar.
De Havilland Canada pertama kali meluncurkan varian pendek DHC-8-100, yang kemudian diikuti oleh DHC-8-200 yang memiliki kapasitas penumpang lebih besar. Keduanya dirancang untuk memenuhi kebutuhan pasar penerbangan regional dengan jarak pendek hingga menengah.
Dalam upaya untuk memperluas jangkauan dan kapasitas pesawat, de Havilland Canada meluncurkan varian DHC-8-300.
DHC-8-300 adalah varian yang lebih panjang dari keluarga DHC-8, memberikan kapasitas penumpang lebih besar daripada varian pendek sebelumnya. Pesawat ini dapat mengakomodasi lebih banyak penumpang, menjadikannya pilihan yang lebih efisien untuk operator regional.
Pada tahun 1992, Bombardier Aerospace mengakuisisi de Havilland Canada dari Boeing. Sebagai hasilnya, pesawat DHC-8-300 menjadi bagian dari keluarga produk Bombardier. Setelah akuisisi, pesawat DHC-8-300 dan varian lainnya dalam keluarga Dash 8 secara resmi diubah namanya menjadi “Bombardier Dash 8.” Sejak saat itu, pesawat ini dikenal sebagai Bombardier Dash 8-300.
Seiring berjalannya waktu, Bombardier terus melakukan penyempurnaan pada varian Dash 8-300, termasuk pembaruan avionik, perbaikan efisiensi bahan bakar, dan perubahan desain lainnya. Ini bertujuan untuk meningkatkan performa dan kenyamanan pesawat.
Bombardier menghentikan produksi varian Dash 8-300 pada tahun 2005, ketika fokus pabrik beralih ke varian yang lebih baru seperti Dash 8-Q400. Meskipun demikian, banyak pesawat Dash 8-300 yang tetap beroperasi di berbagai maskapai di seluruh dunia.
Satu sampai Enam, Inilah Daftar Pesawat Twin Turboprop Tercepat Saat ini
Bombardier DHC-8-300 (Dash 8-300) menjadi populer di pasar penerbangan regional dan terus digunakan oleh sejumlah maskapai penerbangan regional untuk melayani rute pendek dan menengah. Meskipun produksi varian ini telah dihentikan, warisan dan kontribusinya terhadap industri penerbangan regional tetap signifikan, bahkan pernah menjadi penantang yang cukup kuat bagi keluarga pesawat komuter asal Perancis-Italia ATR 72 series.
Spesifikasi umum Bombardier DHC-8-300 (Dash 8-300):
Panjang Keseluruhan: 28,42 meter
Rentang Sayap: 25,91 meter
Tinggi Keseluruhan: 7,49 meter
Kapasitas Penumpang: 56 – 58 penumpang dalam konfigurasi kursi satu kelas.
Mesin: 2x turboprop Pratt & Whitney Canada PW123E.
Kecepatan Maksimum: 556 km/jam
Jarak Tempuh Maksimum: Sekitar 1.995 kilometer
Ketinggian Terbang Maksimum: Sekitar 7.620 meter
Berat Kosong: 12.608 kg
Berat Maksimum Lebih Landas: 21.863 kg