Saturday, October 26, 2024
HomeAnalisa AngkutanColdplay ke Jakarta Kampanyekan 'Sustainable Aviation Fuel'

Coldplay ke Jakarta Kampanyekan ‘Sustainable Aviation Fuel’

Meski konser Coldplay baru akan dihelat pada 15 November mendatang, tapi demam Coldplay telah berlangsung sejak beberapa waktu di Indonesia, yang salah satunya ‘meledak’ dengan War Tiket yang dibuka pada 17 Mei ini. Nah, lepas dari kegaduhan band asal Inggris ini, ada yang menarik dari tour konser Coldplay di Tahun 2023 ini, salah satunya terkait moda transportasi yang digunakan oleh vokalis Chris Martin dan kawan-kawannnya.

Baca juga: Singapore Airlines Gandeng ExxonMobil untuk Pasok Bahan Bakar Berkelanjutan 

Dikutip dari Simple Flying (7/5/2023), disebutkan bahwa Coldplay berkomitmen untuk memotong emisi selama Tur Dunia Music Of The Spheres hingga 50 persen, caranya yakni dengan penggunaan Bahan Bakar Pesawat Berkelanjutan – Sustainable Aviation Fuel (SAF).

Untuk tujuan tersebut, Coldplay telah bermitra dengan Neste untuk mengurangi emisi CO2 dengan menggunakan SAF. Industri penerbangan kini tengah mempromosikan penggunaan bahan bakar penerbangan yang berkelanjutan untuk mendekarbonisasi operasi komersial dan mengurangi emisi untuk perjalanan udara di seluruh dunia.

Dan kampanye SAF telah mendapatkan partner baru dalam tujuan ini dengan menggandengn Coldplay.

Neste dalam kerja sama ini menyediakan pesawat yang digunakan Coldplay dengan SAF untuk membantu mengurangi emisi untuk perjalanan udara. Selain itu, diesel terbarukan juga akan digunakan mengurangi emisi dari transportasi tur band, termasuk pembangkit listrik pada panggung.

Pesawat tengah mengisi bahan bakar berkelanjutan buatan Neste. Foto: Neste via Bloomberg

Menurut pernyataan Neste, perusahaan akan bekerja untuk mengurangi emisi karbon terkait tur dengan Neste MY Sustainable Aviation Fuel. Bahan bakar ini dapat mengurangi emisi karbon pada penerbangan hingga 80 persen dibandingkan penggunaan bahan bakar jet konvensional.

Pasar bahan bakar penerbangan berkelanjutan diproyeksikan akan tumbuh pesat dalam beberapa tahun ke depan. Menurut sebuah studi oleh Research and Markets, itu akan tumbuh dari US$219 juta pada tahun 2021 menjadi US$15.716 juta pada tahun 2030.

Baca juga: Emirates Jadi Pelopor Penggunaan Bahan Bakar Penerbangan Berkelanjutan di Boeing 777-300ER

Pertumbuhan ini dapat dikaitkan dengan faktor-faktor seperti meningkatnya kebutuhan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca di industri penerbangan, meningkatnya lalu lintas penumpang udara, dan efisiensi bahan bakar jet terbarukan yang tinggi, kata penelitian tersebut.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Yang Terbaru