Saturday, October 26, 2024
HomeAnalisa AngkutanCurhat Pilot Native English Sulit Komunikasi dengan ATC Negara-negara Ini

Curhat Pilot Native English Sulit Komunikasi dengan ATC Negara-negara Ini

Komunikasi adalah salah satu hal terpenting dalam rangkaian penerbangan. Sebelum selama dan sampai setelah penerbangan, pilot selalu berkomunikasi dengan pihak lain di luar pesawat, termasuk ATC. Demi kemudahan bersama, komunikasi diatur ICAO menggunakan bahasa Inggris. Itu memang berjalan, namun, adanya unsur lokal (aksen) membuat bahasa Inggris penutur asing terkadang sulit dipahami pilot native englsih.

Baca juga: Curhat Pilot Senior Akibat Pandemi, Jam Terbang Rendah, Serba Lupa, dan Seperti Pertama Kali Terbang

Melalui forum Quora, beberapa pilot dari belahan dunia pun curhat terkait hal itu. Mereka yang native english, selama karirnya, pernah beberapa kali kesulitan berkomunikasi dengan petugas ATC penutur asing bahasa Inggris. Beberapa dari mereka bahkan sampai frustasi lantaran komunikasi tak berjalan lancar.

Charles Cleary, misalnya, pilot penutup asli bahasa Inggris AS, selama karirnya, pernah beberapa kali kesulitan berkomunikasi dengan ATC non penutur asli. Menurutnya, ada tiga negara di dunia yang ATC-nya menyulitkan pilot berkomunikasi. Pertama adalah Korea Selatan.

Sebelum pesawat berangkat, pilot sudah pasti akan mengirimkan clearance delivery ke ATC untuk kemudian pushback, taxiing, dan lepas landas. Sayangnya, petugas ATC salah mengartikan maksud dan tujuan pilot. Sempat terjadi “stuck” petugas ATC non penutur asli bahasa Inggris akhirnya dibantu oleh petugas ATC yang juga seorang American.

Sebagai catatan, itu terjadi pada dekade 80-an. Kondisi saat ini mungkin sudah jauh berbeda seiring posisi Korea Selatan sebagai salah satu pusat keuangan Asia.

Kedua adalah Boston, AS. Walaupun Boston adalah bagian dari negara AS yang penutur asli bahasa Inggris, nyatanya Charles kesulitan berkomunikasi dengan petugas ATC yang beraksen lokal. Solusinya, beruntung ada kopilot yang berasal dari New Hampshire. Ia akhirnya bertindak sebagai penerjemah.

Ketiga adalah Skotlandia. Ketika itu ia baru pertama kali terbang ke sana dan tak mengerti apa yang dikatakan petugas ATC dengan bahasa Inggris akses British. Kopilot yang juga seorang native english pun juga tak mengerti apa yang dikatakannya. Setelah meminta pengulangan setiap perkataan yang tak dimengerti, komunikasi pun akhirnya terjalan baik dan maksud pun tersampaikan.

Sampai saat ini, Charles mengakut masih terbang untuk sebuah maskapai internasional. Tiga negara itu mungkin sudah tidak menjadi isu terkait bahasa Inggris petugas ATC, justru negara lainnya yang dianggap mulai “bermasalah” seperti Korea Utara, Rusia, Cina, dan Perancis. Lebih lanjut, terkadang Amerika Selatan dan Tengah juga dianggap menyulitkan pilot penutur asli bahasa Inggris.

Lain Charles, lain John Keese. Mantan kapten pilot maskapai penerbangan itu pernah mempunyai pengalaman buruk terkait komunikasi dengan ATC non penutur asli. Ketika itu, ia baru pertama kali terbang ke sebuah negara di Amerika Tengah. Masalah komunikasi terjadi saat ia hendak meminta clearance sebelum push back.

“American 123 to push.”

“Royer Ahmeydicahn wohn-too-tree, cleer to poosh,” petugas ATC mengulangi.

“American 123 to start engines.”

“Royer, cleer to estart,” petugas ATC mengulangi dengan akses yang kacau.

“American 123, taxi.”

“Royer, cleer to tahksi Roonwaee Tootree.”

Meski aksesnnya sulit dimengerti, tetapi pilot masih menangkap inti dari percakapan bahwa mereka diizinkan pushback. Setelah pushback dan taxiing, pilot minta izin balik ke apron karena ada masalah. Di sini miskomunikasi terjadi dan membuatnya frustasi.

American 123, request return to gate XY, we have a small issue.”

“Royer, Ahmeydicahn wohn-too-tree, cleer laheen oop an wayt.”

“Ahhh, no, American 123 needs to return to the gate.”

“Royer Ahmeydicahn wohn-too-tree, cleer tayk-oaf, maheentehn roonwaee heddeeng.”

“We can not take off. We need to get the airplane fixed first.” Por favor, may we please taxi back to our gate?” Pilot mengulangi dengan lebih lambat.

“Royer Ahmeydicahn wohn-too-tree, cohntak dee pahr toor cohntroal. Hah ay nahee dahyee,” petugas ATC mengulangi dan tetap tak menangkap maksud pilot.

Baca juga: Hari Ini, 46 Tahun Lalu, Kecelakaan Terburuk Turkish Airlines Akibat Mekanik Tak Paham Bahasa Inggris

“failure to communicate,” pilot frustasi.

Setelah kejadian itu, pilot pun memaksa pramugari agar bisa berbahasa lain selain berbahasa Inggris, jaga-jaga saat kejadian serupa terulang.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Yang Terbaru