Tuesday, November 26, 2024
HomeAnalisa AngkutanSerupa Tapi Tidak Sama, Inilah Perbedaan Mendasar Antara TGV dan Shinkansen

Serupa Tapi Tidak Sama, Inilah Perbedaan Mendasar Antara TGV dan Shinkansen

Train à Grande Vitesse atau biasa disingkat TGV dari Perancis, dan Shinkansen dari Jepang, selama ini lekat sebagai ikon kemajuan teknologi kereta berkecepatan tinggi. Mengandalkan tenaga listrik, keduanya pun dapat melaju di rentang kecepatan yang relatif sama. Meski ada beberapa kesamaan, rupanya ada perbedaan yang mendasar antara TGV dan Shinkansen. Apa saja itu?

Baca juga: Hari ini 40 Tahun Lalu, Kereta Cepat TGV Kebanggaan Perancis Meluncur Perdana

Selain tentunya berbeda dari aspek desain eksterior dan interior, perbedaan yang mencolok di antara keduanya adalah pada rangkaian terdepan (lead car). Dikutip dari Quora.com, disebut bahwa pada TGV, penumpang tidak pernah naik di gerbong pertama. Hal ini disebabkan motor besar penggerak berada di bagian depan kereta.

Berbeda dengan Shinkansen, penumpang bisa naik di gerbong pertama, hal tersebut dikarenakan motor penggerak didistribusukan di antara beberapa gerbong.

Perbedaan utama lainnya antara TGV awal dan Shinkansen adalah pada adaptasu terhadap terowongan. TGV awalnya dirancang tanpa gagasan untuk melaju dengan kecepatan tinggi di dalam terowongan. Yang dikemudian hari menjadi masalah saat TGV akan diekspor ke Korea Selatan.

Sebaliknya, Shinkansen sedari awal sudah dirancang untuk melaju dengan kecepatan tinggi di dalam terowongan. TGV dirancang untuk berjalan pada kecepatan yang relatif rendah di jalur rel eksisting, sedangkan Shinkansen sama sekali tidak dirancang dengan pemikiran ini. Hal ini disebabkan rel kereta api yang ada di Jepang berukuran sempit.

Baik TGV dan Shinkansen memiliki kecepatan operasi komersial yang serupa. Lebar ekstra setengah meter antara keduanya nyatanya tidak berpengaruh pada kecepatan kereta Di beberapa bagian jalur, kedua kereta beroperasi dengan kecepatan 320 km per jam.

Shinkansen Jepang beroperasi pada lebar rel standar 1.435 mm, yang ukuran rel ini juga digunakan di seluruh Cina, sebagian besar Eropa dan Amerika Utara. Namun berbeda dengan jalur rel klasik Jepang yang punya lebar 1.067 mm. Kereta shinkansen Jepang hanya dapat menggunakan jalur pengukur standar khusus. Pengukur standar ini dibuat untuk pengukur pemuatan yang besar, memungkinkan kereta yang lebih lebar. Jadi Jepang memiliki dua jaringan kereta api nasional yang terpisah dan tidak kompatibel.

Baca juga: Ini Tujuh Fakta Seputar Shinkansen yang Kamu Harus Tahu

Sementara itu, Perancis memiliki jalur rel nasional dengan lebar yang sama (1.435 mm). Kereta TGV dapat beralih antara jalur khusus kecepatan tinggi dan jaringan klasik yang ada. Hal ini memungkinkan fleksibilitas operasional yang lebih besar.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Yang Terbaru