Setiap 24 Januari diperingati sebagai momen bersejarah dalam dunia penerbangan di Tanah Air, khususnya dalam konteks kerjasama bilateral antara Indonesia dan Rusia (d/h Uni Soviet). Pasalnya, pada 24 Januari 1957, Pemerintah Rusia melalui Duta Besar untuk Indonesia Zukhov menyerahkan Pesawat Ilyushin Il-14 Avia kepada Presiden RI Ir. Soekarno di Lanud Halim Perdanakusuma.
Penyerahan pesawat angkut sedang bermesin ganda tersebut sebagai tanda persahabatan antara kedua negara. Pesawat Ilyushin Il-14 kemudian diberi nama Dolok Martimbang oleh Presiden Soekarno dengan register T-401 dan perawatannya diserahkan kepada TNI AU (d/h AURI).
Sejak saat itu, Presiden Soekarno selalu menggunakan Pesawat Dolok Martimbang setiap kali melaksanakan perjalanan dinas ke daerah-daerah di seluruh pelosok Nusantara maupun ke luar negeri, yang sekaligus menjadikan Il-14 Avia sebagai pesawat kepresidenan pertama Republik Indonesia.
Keberadaan Dolok Martimbang sebagai pesawat kepresidenan merupakan tonggak sejarah dalam perkembangan AURI sekaligus menjadi embrio lahirnya Skadron Angkut Khusus (Skadron Udara 17) yang mempunyai tugas pokok melayani penerbangan VIP/VVIP termasuk penerbangan kepresidenan dengan pesawat khusus.
Kru pertama dari pesawat Dolok Martimbang yaitu, Kapten Udara Sri Moelyono Herlambang, Letnan Udara I The Tjing Hoo, Letnan Udara II A. Carqua, Kapten Udara Soesanto, dan Letnan Udara I Basjir.
Tahun 1962, pesawat Dolok Martimbang tidak dioperasionalkan lagi, dan digantikan oleh pesawat eksekutif C-140 Jet Star buatan Amerika Serikat.
Kemudian pada tahun 1975 pesawat Dolok Martimbang dinyatakan dihapus dari arsenal TNI AU. Pesawat Il-14 Avia yang dimiliki TNI AU tersisa hanya satu, kemudian dijadikan monumen di Lanud Abdulrachman Saleh, Malang. Pada tahun 2017, berdasarkan Instruksi KSAU, Il-14 Avia direlokasi ke Muspusdirla Jogjakarta untuk dijadikan sebagai koleksi bersejarah.
Sejatinya ada 22 unit Il-14 yang diserahkan dari Rusia ke Indonesia. Sebagai pesawat angkut sedang, kodrat Il-14 tak jauh beda dengan C-47/DC-3 Dakota yang legendaris, bisa digerakan sebagai pesawat angkut taktis militer, bisa juga diperankan sebagai angkutan sipil.
Baca juga: Bernilai Sejarah, Keberadaan Lockheed JetStar Peninggalan Elvis Presley Masih Misterius
Karena masuk kelas angkut sedang, maka Il-14 dan Dakota ditempatkan dalam skadron yang sama, yakni Skadron Udara 2 yang ber-home base di Lanud Halim Perdanakusuma. Pengadaan Il-14 berlangsung mulai periode 1958 hingga 1962-an. Sisa 21 pesawat Il-14 lainnya tiba di Indonesia dari Cekoslovakia pada Juni 1958. Sebanyak 19 unit memperkuat Skadron Udara 2, dan sisanya dua unit ditempatkan di Skadron Udara 17 Angkut VIP/VVIP.