Air India tidak main-main merealisasikan ambisinya menjadi maskapai dominan di pasar domestic dan internasional. Salah satu langkah konkretnya adalah membeli 500 pesawat, dimana 100 di antaranya pesawat widebody dan lainnya narrowbody, dengan nilai transaksi mencapai US$100 miliar atau sekitar Rp1.517 triliun, pesanan terbesar dalam sejarah dari segi jumlah pesawat maupun nominal transaksi.
Baca juga: Berkah Zhuhai AirShow Cina, COMAC Terima Pesanan 330 Pesawat Made in China C919 & ARJ21
Pesanan Air India yang sedang tahap negosiasi ini mengalahkan pesanan pesawat terbesar sepanjang sejarah sebelumnya, yang sejak tahun 2011 dipegang American Airlines.
Ketika itu, maskapai asal Amerika Serikat (AS) itu mengumumkan pesanan 460 pesawat narrowbody, dengan rincian 260 pesawat Airbus A320 dan 200 Boeing 737 MAX. Nilainya disebutkan mencapai US$38 miliar atau sekitar Rp576 triliun.
Menguntit di urutan kedua daftar pesanan pesawat terbesar sepanjang sejarah penerbangan, ada US private equity fund, Indigo Partners, yang memesan total 430 pesawat keluarga Airbus A320neo pada tahun 2017.
Pada saat itu, kesepakatan terdiri dari 274 A320neo dan 156 A321neo, yang kelak dioperasikan ke empat maskapai LCC; Volaris, Wizz Air, JetSmart, dan Frontier Airlines. Tidak ada nama Air India dalam daftar 10 bahkan 20 besar daftar tersebut.
Justru kompetitor penerbangan domestik Air India, IndiGo, mencatatkan pesanan pesawat terbesar ketiga sepanjang sejarah penerbangan dengan membeli 300 pesawat keluarga Aribus A320; A320neos, A321neos, dan A321XLR. Nominal angkanya mencapai US$33 miliar.
Belum lagi maskapai pendatang baru, Akasa, yang tiba-tiba menggebrak dengan pesanan 72 pesawat Boeing 737 MAX pada November 2021. Itu dikabarkan jadi pesanan pesawat terbesar kedua di India. Air India dibuat semakin tertinggal.
Namun angin segar masa depan Air India mulai berhembus usai Tata Sons by Tata Group mengakuisisi maskapai. Konsorsium tajir melintir itu berambisi menjadikan Air India sebagai maskapai kelas dunia dan itu dimulai dengan peremajaan armada melalui pesanan 500 pesawat Boeing dan Airbus.
Menurut sumber Reuters, 500 pesanan pesawat itu termasuk 400 jet narrowbody dan 100 jet widebody. Lebih spesifik lagi, 100 pesanan pesawat widebody berupa puluhan Airbus A350, Boeing 787, dan Boeing 777.
Sementara itu, 400 pesanan pesawat narrowbody berupa Airbus A320neo, Airbus A321neo, dan Boeing 737 MAX. Sayangnya, slot pemesanan Airbus A321neo telah penuh sampai tahun 2028. Begitu juga dengan A320neo untuk pesanan dalam jumlah banyak. Karenanya, dalam waktu dekat, Air India mungkin akan kedatangan Boeing 737 MAX terlebih dahulu andai pesanan 500 pesanan tersebut terealisasi.
Saat ini, pasar penerbangan domestik di India masih dikuasai oleh IndiGo. Kendati begitu, Air India menjadi maskapai internasional terbesar di India. Tidak mudah menggeser IndiGo sebagai penguasa pasar domestik India.
Di pasar penerbangan internasional, sejumlah pengamat meragukan sepak terjang Air India. Saat ini, maskapai-maskapai mapan dengan reputasi tinggi dan modal berlimpah seperti Emirates, Etihad Airways, Qatar Airways, Singapore Airlines, British Airways, dan Lufthansa Group, telah menguasai market pasar penerbangan internasional.
Butuh waktu bertahun-tahun untuk membangun jaringan ke seluruh penjuru dunia dan mengalahkah deretan maskapai tersebut.
Meski begitu, India, dengan market penerbangan domestik terbesar di dunia di tahun-tahun mendatang dan mengalahkan Cina, serta banyaknya ekspatriat India di luar negeri yang terpanggil dengan konsep besar ekonomi di bawah PM Modi, amat menjanjikan bagi Air India.
Setidaknya, maskapai itu (Air India) akan dipilih oleh kalangan ekspatriat dan kolega dalam melakukan perjalanan bisnis dari dan ke India, alih-alih memilih Emirates, yang saat ini menguasai pasar penerbangan internasional India.