Sejarah mencatat beberapa penerbangan di dunia pernah mengalami insiden mesin pesawat mati di tengah penerbangan. Sebagian besar berakhir selamat dengan mendarat darurat. Sebagian kecil berakhir nahas. Namun, dalam kondisi normal, sebetulnya mungkinkah pilot mematikan dan menghidupkan kembali (me-restart) mesin di tengah penerbangan?
Baca juga: Mana yang Lebih Berbahaya Bagi Pesawat, Sayap Patah atau Kerusakan Mesin?
Menurut Aircraft Engineer sekaligus Aircraft Systems Educator di Indian Institute of Technology, Kharagpur (IIT KGP), Krishna Kumar Subramanian, seperti dikutip dari Quora, pilot-kopilot sangat mungkin mematikan mesin pesawat di tengah penerbangan dan menghidupkannya kembali sebelum celaka.
Hanya saja, lanjutnya, perlu dicatat bahwa yang sesungguhnya terjadi bukanlah mematikan dalam artian men-stop mesin pesawat, tetapi mematikan mesinnya saja. Adapun rotor atau kipas dalam mesin tetap berputar. Ini mirip seperti kincir angin yang berputar dihempas angin. Istilah atas itu dikenal sebagai windmilling.
Dalam penerbangan sungguhan, pilot mustahil mematikan mesin pesawat dan menghidupkannya kembali tanpa alasan yang jelas. Sebab, andai itu dilakukan, pilot-kopilot yang melakukannya mungkin harus mencari tempat pekerjaan baru.
Akan tetapi, dalam keadaan darurat, pilot-kopilot masih ditoleransi untuk mematikan mesin dan menghidupkannya kembali sebagai bagian dari penanganan darurat.
Disebutkan, ada beberapa kondisi yang memungkinkan pilot-kopilot men-shutting down dan me-restart-nya kembali, mulai dari getaran pada mesin yang tidak mau hilang dan sangat bising sampai tekanan oli rendah.
Saat dua perumpamaan itu terjadi, prosedur standarnya ialah pilot tidak boleh me-restart mesin begitu saja. Panduan Penerbangan Pesawat (AFM) menjelaskan pilot harus melakukan “inflight start envelop” dan masih dalam penanganan itu pilot mencoba me-restart-nya dan beberapa berhasil dan lainnya tidak.
Penanganan tersebut dan berbagai kondisi darurat beserta solusinya akan dijalani pilot-kopilot saat sertifikasi pesawat baru atau sertifikasi tipe mesin baru. Dalam kaitannya dengan me-restart mesin, itu akan didemokan dan diedukasi kepada masing-masing regulator dengan ketinggian tertentu. Singkatnya, ada batasan ketinggian me-restart pesawat agar berhasil.
Meskipun terdengar mudah, layaknya menyalakan mesin kendaraan di darat yang hanya dengan menekan tombol start, pada pesawat kondisinya berbeda.
Baca juga: Bisakah Mesin Pesawat Jet Dihidupkan Tanpa Peran Awak Kokpit?
Terdapat beberapa langkah yang harus dilakukan. Sudah begitu, seperti disebutkan di atas, me-restart pesawat harus dilakukan di ketinggian tertentu agar berhasil.
Karenanya, selama mesin pesawat mati dan pesawat belum mencapai ketinggian wajar untuk me-restart pesawat, pilot-kopilot harus bisa mengontrol diri dan emosi agar timing me-restart pesawat tepat. Bila tidak, mesin tidak akan kembali hidup dan di saat yang bersamaan pilot sudah kehilangan momentum untuk melakukan pendaratan darurat.