Dalam keadaan darurat, masker oksigen untuk penumpang di pesawat, otomatis aktif atau turun dari atas kepala penumpang. Namun, saat tidak dalam keadaan darurat, bisakah pilot mengaktifkan dan membuat masker oksigen muncul di kabin secara manual? Lalu, andai hanya ada beberapa penumpang yang membutuhkan itu, bisakah pilot mengaktifkan beberapa masker oksigen saja sesuai kebutuhan?
Baca juga: Heroik, Pramugari Selamatkan Anjing Pakai Oksigen di Kabin Pesawat
Bagi Anda yang sudah sering bepergian menggunakan pesawat, besar kemungkinan Anda hafal dengan instruksi keselamatan yang selalu diperagakan oleh pramugari beberapa saat sebelum pesawat lepas landas. Nah, salah satu poin yang tidak pernah terlewatkan adalah tentang penggunaan masker oksigen dalam keadaan darurat.
Kendati memiliki fungsi yang sebenarnya bisa menyelamatkan nyawa penumpang, namun kehadirannya di hadapan mata tentu enggan diharapkan. Ya, masker oksigen yang ada di atas panel tempat duduk memang menjadi satu benda yang amat tidak diharapkan dilihat oleh penumpang – dengan munculnya masker oksigen ini, itu berarti pesawat tengah mengalami kendala yang cukup serius, seperti kabin kehilangan tekanan udara.
Masker oksigen penumpang memiliki lifetime-nya sendiri – biasanya itu hanya 15 menit saja, terhitung sejak masker turun dari kompartemen kabin.
Jika suatu waktu pesawat mengalami masalah di sekitar ketinggian 30.000 kaki dan hal tersebut menyebabkan masker oksiden keluar dari ‘sangkarnya’, maka kapten penerbangan harus sesegera mungkin menurunkan ketinggian sebelum pasokan oksigen di tangki habis – setidaknya pesawat harus berada di ketinggian dimana manusia bisa bernafas secara normal. Sebagai informasi tambahan, tangki oksigen yang dibawa oleh sebuah pesawat ini disimpan di bagian lambung.
Dalam rentang waktu yang cukup singkat tersebut, dan tentu saja menegangkan, kapten harus dengan cekatan mencari jalur yang aman dan tidak menginterupsi penerbangan lainnya, sembari juga berkomunikasi dengan menara pengawas (ATC) untuk meminta izin melakukan pendaratan darurat.
Saat dalam keadaan normal, menurut mantan kapten pilot Boeing 777 Qatar Airways, John McGowan, seperti dikutip dari Quora, pilot bisa mengaktifkan masker oksigen secara manual. Baik di pesawat modern maupun pesawat lawas, pilot dimungkinkan melakukan itu. Hanya saja tentu lokasi tombol untuk mengaktifkan itu berbeda-beda.
Selain itu, kendati pesawat modern bisa melakukan berbagai kekurangan pada pesawat lawas, tetap saja, pilot tidak bisa mengaktifkan masker oksigen untuk penumpang secara selektif atau beberapa masker oksigen di kursi tertentu saja.
Di setiap pesawat sudah pasti terdapat tabung oksigen portabel. Dalam keadaan darurat medis, biasanya tabung oksigen ini yang akan digunakan. Karenanya, pesawat modern sekalipun tak dibekali fitur mengaktifkan masker oksigen secara selektif. Sebab, sudah ada tabung oksigen portabel.
Baca juga: Saat Masker Oksigen Turun, Ini yang Penumpang Wajib Tahu!
Lebih lanjut, tabung oksigen portabel dengan masker oksigen penumpang bahan dan fungsinya berbeda. Oksigen pada masker oksigen yang menggantung di atas kursi penumpang dihasilkan dari dua bahan kimia dalam waktu singkat, sekitar 15 menit. Oksigen tersebut juga tidak bisa masuk ke paru-paru untuk pertolongan pertama darurat medis.
Ini tentu berbeda dengan oksigen di tabung oksigen portabel yang memang sudah standar medis dan memang peruntukkannya sebagai pertolongan pertama darurat medis.