Tuesday, November 26, 2024
HomeHot NewsHari Ini, 83 Tahun Lalu, Tokoh Dirgantara Kelahiran Blitar, Anthony Fokker, Meninggal...

Hari Ini, 83 Tahun Lalu, Tokoh Dirgantara Kelahiran Blitar, Anthony Fokker, Meninggal Dunia

Pada hari ini, 83 tahun yang lalu, bertepatan dengan 23 Desember 1939, legenda dirgantara dunia Anthony Fokker meninggal dunia di Murray Hill Hospital, New York, Amerika Serikat. Pria kelahiran Blitar itu wafat usai tiga pekan sakit terinfeksi virus meningitis.

Baca juga: Anthony Fokker – Pria Kelahiran Blitar Yang Jadi Legenda di Dunia Dirgantara

Dikutip dari assignmentpoint.com, jasad pemilik nama lengkap Anton Herman Gerard “Anthony” Fokker itu kemudian dibawa ke Westerveld Cemetery di Driehuis, Utara Belanda, dan dikremasi di sana. Ia bisa dibilang melewati tiga fase kehidupan di tiga tempat berbeda; lahir di Blitar, Indonesia, berkarir dan sukses di Belanda (juga Jerman), dan meninggal di AS, sebelum akhirnya kembali ke Belanda sebagai tempat peristirahatan terakhir.

Sebagaimana pembuat pesawat lainnya, pesawat-pesawat buatan Anthony Fokker di awal umumnya berupa pesawat militer untuk kebutuhan perang. Pesawat militer  buatannya dari pabrik di Jerman bahkan menjadi beberapa yang diperhitungkan ketika itu, seperti Eindecker monoplanes, Dr.1 triplane, dan D.VII biplane.

Tak tanggung-tanggung, pesawat buatannya berhasil terjual sebanyak 4.000 unit. Pesawat terbukti tangguh dan bisa diandalkan dalam dua udara ke udara dan udara ke darat. Ketangguhan itu setidaknya terbukti dari keluarnya Jerman dan negara pengguna pesawat itu sebagai pemenang perang.

Kesuksesan di industri pesawat militer kemudian diikuti di sektor pesawat sipil. Pesawat sipil buatan Fokker, Fokker F.VIII bahkan sukses membawa maskapai nasional Belanda, KLM, sebagai seluruh rute dan jangkauan terbang di seantero Eropa.

Sebagai tokoh dirgantara dunia, bakat inovator Anthony Fokker sudah muncul sejak ia kecil. Suatu ketika, ia masih duduk di bangku sekolah. Tak seperti teman sebayanya yang masih asik bermain menikmati masa kecil, ia dan temannya, Frits Cremer, berhasil membuat ban anti bocor. Kendati paten atas temuan itu sudah dimiliki inovator asal Perancis, namun, ayahnya melihat itu sebagai sebuah bakat yang harus dikembangkan. Oleh sebab itulah ia dikirim sekolah otomotif di Jerman.

Namun, siapa nyana, garis tangan pria berkebangasaan Belanda-Amerika yang terlahir di Blitar, Jawa Timur pada 6 April 1890, dimana ayahnya, Herman Fokker Sr merupakan seorang pemilik perkebunan kopi milik Belanda, itu justru menuntunnya menjadi seorang dirgantarawan. Alih-alih belajar otomotif, di Jerman ia justru belajar ilmu membuat pesawat terbang dan menerbangkannya. Dari situlah jalan hidupnya sebagai tokoh dirgantara dunia dimulai.

Ilmu tersebut menarik perhatiannya dan beberapa murid lain, namun karena fasilitas yang menunjang pembelajaran tentang konstruksi pesawat terbang kurang memadai, maka dari itu Fokker bersama temannya, Franz van Daum memutuskan untuk keluar dari sekolah mengemudi tersebut dan berencana untuk merakit sebuah pesawat terbang sendiri.

Disokong dana oleh orang tuanya dan Franz van Daum, Fokker lalu merancang pesawat pertamanya yang diberi nama Spin. Dalam uji coba pertamanya, Fokker mesti mengigit jari karena pesawat rancangannya yang dikemudikan oleh Franz van Daum menabrak pohon dan hancur berkeping-keping. Tidak lantas patah arang, Fokker kembali merancang ulang Spin dengan menggunakan mesin yang sama dengan rancangan sebelumnya, karena ia menganggap mesin tersebut masih bisa digunakan.

Sayangnya, dewi fortuna belum berpihak kepadanya dan memaksa Fokker kembali menyaksikan sahabat sekaligus penyokong dana proyek tersebut menabrak hingga menghancurkan pesawat rancangannya.

Sejak saat itu, Fokker memutuskan untuk tidak bekerja sama lagi dengan Franz van Daum. Belajar dari kegagalan, Fokker bekerja dan belajar menerbangkan pesawat sendiri. Terbukti, dalam uji coba yang dipraktikan langsung oleh Fokker, ia berhasil terbang secara mulus.

Baca juga: Pernah Dioperasikan Sempati Air Tommy Soeharto, Fokker 100 Disulap Jadi Destinasi Wisata di Kroasia

Kabar baik itupun lalu diberitakan kepada orang tuanya dan meminta kepada sang ayah untuk bisa membantunya mengurus perijinan untuk bisa unjuk gigi di acara ulang tahun Ratu Belanda yang diadakan di Haarlem, Belanda. Akhirnya momen yang dinantikan Fokker terjadi pada 1911, dimana ia berhasil mengudara di Amsterdam dan Ia melihat ada peluang bisnis baru di situ. Ini pada akhirnya menjadi titik balik kehidupan Fokker sebagai seorang pengusaha pembuat pesawat.

Di puncak kejayaannya sebagai pebisnis pesawat militer dan sipil, Anthony Fokker dinyatakan wafat oleh dokter di Rumah Sakit Murray Hill Hospital, AS, setelah tiga pekan lamanya berjuang melawan virus meningitis.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Yang Terbaru