Saat seluruh dunia bergulat dengan pesawat bertenaga hidrogen dan taksi udara, dari Darwin Australia kembali ‘dihidupkan’ pesawat amfibi legendaris Grumman Albatross. Yang oleh perusahaan Australia, Amphibian Aerospace Industries (AAI), Grumman Albatross dibangkitkan dan diproduksi kembali dengan label G-111T.
Bagi pecinta dunia dirgantara, termasuk di Indonesia, tentu mengenal kebesaran nama Albatross. Pesawat amfibi ini terbang perdana pada tahun 1947 sebagai versi penyempurnaan dari Grumman Mallard.
Di tangan AAI, G-111T yang dibuat di Australia, akan menghidupkan kembali desain Albatross dengan avionik digital dan mesin turboprop canggih produksi Pratt & Whitney. Untuk maksud tersebut, AAI telah meraih sertifikat dari FAA untuk pesawat HU-16 dan G-111 Albatross beberapa tahun yang lalu.
Tokoh dibalik kembangkitan Albatross adalah Direktur AAI Khoa Hoang. Pada peluncuran Desember 2021, Ia mengatakan pasar global untuk Albatross G-111T sangat besar dan “memegang monopoli di kelasnya,” tambahnya.
“Albatross G-111T tidak bersaing dengan pesawat penumpang yang lebih besar, melainkan melengkapi mereka, itulah sebabnya ini adalah platform yang sempurna untuk dibangun di Australia dan menghidupkan kembali kemampuan manufaktur pesawat terbang kami yang unggul,” kata Hoang.
Sementara fokus pada penggunaan mesin konvensional Pratt & Whitney, Hoang melihat jauh ke depan untuk penerbangan tanpa emisi, bahkan pada Albatross berusia 75 tahun yang sederhana. “Pengumuman hari ini hanyalah permulaan karena kami sudah bekerja pada teknologi generasi berikutnya untuk menghasilkan varian baru seperti Albatross bertenaga Zero Emissions Hybrid dan bahkan varian 44 kursi yang lebih panjang,” ujar Hoang.
AAI melihat peluang global untuk Albatross dalam misi seperti transportasi penumpang berjadwal, SAE, aeromedis, pengangkutan, obat-obatan dan penegakan hukum, bantuan kemanusiaan dan pengawasan pantai.
Dengan wilayah pesisir yang luas untuk dilindungi, Australia adalah pasar utama untuk G-111T, dan dengan dukungan dari Pemerintah Northern Territory, proyek ini memiliki prospek yang cerah.
Baca juga: Tahun 2025, Kota-kota Norwegia Bakal Terhubung Berkat Pesawat Amfibi Listrik Byfly
Di Indonesia, Grumman Albatross juga pernah dioperasikan oleh TNI AU dan TNI AL, namun, karena dianggap telah uzur, pesawat patroli maritim itu sudah dipensiunkan sejak awal dekade 80-an.