Di dunia, ada sekitar 39 ribu pesawat sipil yang berkeliaran. Kendati begitu, jenisnya, hanya ada dua, narrowbody (pesawat berbadan sempit) dan widebody (pesawat berbadan lebar). Dari dua jenis itu, umumnya tampil dengan dua, tiga, dan empat mesin, baik itu di sayap maupun di bagian belakang atau ekor. Terkait mesin di sayap atau belakang, sebetulnya mana lebih baik dan apa saja untung ruginya?
Baca juga: Bagaimana Cara Mesin Pesawat Dipasang? Berikut Ulasannya
Keuntungan mesin di sayap
Dilansir Simple Flying, keuntungan mesin pesawat di sayap sedikitnya ada empat. Pertama ialah mengurangi terjadinya tekukan sayap saat di udara. Itu karena mesin membebani struktur sayap dan pada akhirnya menambah bobot dan memcegahnya menekuk.
Kedua, ukuran dan jumlah mesin. Dengan peletakan mesin di bawah sayap, perancang pesawat dapat menggunakan ukuran mesin yang lebih besar (sehingga memiliki tenaga yang lebih besar juga) dibanding dengan peletakan di samping belakang (seperti kasus DC-9).
Ketiga, kemudahan akses mesin. Hal ini terkait dengan perawatan, perbaikan, dan pengecekan sebelum penerbangan yang biasanya dilakukan oleh kapten penerbangan. Dengan peletakan mesin di bawah sayap, jaraknya dari tanah lebih dekat sehingga lebih mudah diakses, juga lebih dekat ke titik pandang manusia tanpa perlu alat bantu.
Terakhir atau keempat, pemisahan mesin. Dengan peletakan mesin di bawah sayap, jarak antar kedua mesin jauh lebih besar dibanding dengan peletakan di samping badan atau bagian belakang atau ekor pesawat. Hal ini berguna apabila terdapat kerusakan pada mesin, terutama kebakaran, yang mana kerusakan tersebut tidak akan merambat dengan mudah ke mesin yang lainnya.
Kerugian atau kelemahan mesin di sayap
Pertama, pesawat membutuhkan landing gear yang lebih panjang agar mesin tak terlalu dekat bahkan menempel dengan ground. Kedua, karena dekat dengan ground, mesin lebih rentan terhadap Kerusakan Benda Asing (FOD) akibat tanpa sengaja terhisap ke dalam mesin. Ketiga, lebih sulit untuk mengontrol pesawat dalam peristiwa kegagalan mesin: Karena mesin lebih jauh dari Center of Gravity (CG).
Keempat, keberadaan mesin di sayap tentu membuat kabin lebih bising. Kelima, berdampak negatif pada stabilitas longitudinal (pitch) pesawat. Ketika mesin dipasang di bawah sayap, mereka berada di bawah CG pesawat. Itu berarti, saat mesin didorong lebih oleh kru, maka pesawat cenderung menghadap ke atas. Tetapi ini bisa distabilkan dengan horizontal fin yang lebih besar.
Keuntungan mesin di belakang
Secara umum keuntungannya merupakan kerugian dari kelemahan mesin di sayap. Pertama, sayap lebih bersih dan desainer lebih leluasa mendesain sayap. Kedua, pesawat lebih mudah dikontrol saat terjadi kegagalan mesin. Ketiga, pesawat bisa sangat pendek untuk kemudahan operasi lantaran mesin berada di atas. Keempat, kabin lebih senyap atau tidak lebih bising dibanding mesin di sayap.
Keempat, mesin tidak terlalu rentan terhadap Kerusakan Benda Asing (FOD) karena tinggi. Kelima, desain T-tail membuat kontrol elevator lebih efektif: T-tail berarti ekor dan elevator dapat ditempatkan lebih jauh dari CG.
Baca juga: Apakah Kita Berjalan di Sayap, dan Apakah Mungkin Sayap Pesawat Patah saat di Udara?
Kekurangan sayap di belakang
Pertama, rentan terjadinya deep stall. Kedua, diperlukan struktur sayap yang lebih kuat dari tekukan. Ketiga, sistem bahan bakar lebih kompleks lantaran bahan bakar harus dipompa ke bagian belakang pesawat dari biasanya di sayap pesawat.
Keempat, badan pesawat tempat mesin di pasang harus diperkuat. Kelima, mesin mengambil bagian ruang kargo. Keenam, vertical stabilizer (fin) harus diperkuat.