Radar merupakan singkatan dari Radio Detection and Ranging. Radar sudah digunakan sejak Perang Dunia II dimana Amerika Serikat (AS) menjadi pelopornya. Saat ini penggunaan radar di bandara merupakan bagian integral dari penerbangan sipil di seluruh dunia.
Baca juga: Pernah Dengar Cara Kerja Radar Cuaca di Pesawat? Simak Di Sini Jika Belum
Meski keberadaan radar di bandara saat ini sudah sedikit terbantu dengan adanya teknologi Automatic Dependent Surveillance Broadcast (ADS-B) sebagai pemancar sinyal dan ADS-B Ground Station sebagai penerima sinyal, namun, keberadaan radar di bandara tetap tak tergantikan.
Radar adalah suatu sistem gelombang elektromagnetik yang berguna untuk mendeteksi, mengukur jarak dan membuat map benda-benda seperti pesawat terbang, berbagai kendaraan bermotor dan informasi cuaca (hujan). Secara umum, ada empat komponen pendukung kinerja radar; transmitter, transmit atau receive switch, antenna, dan receiver.
Dilihat dari jenisnya, sistem radar terbagi menjadi dua; radar primer atau primary surveillance radar (PSR) dan radar sekunder atau secondary surveillance radar (SSR).
Dikutip dari laman Direktorat Navigasi Penerbangan Ditjen Hubud Kemenhub, PSR merupakan peralatan untuk mendeteksi dan mengetahui posisi target atau pesawat yang ada di sekelilingnya, dimana pesawat tidak ikut aktif jika terkena pancara sinyal RF radar primer, pancaran tersebut dipantulkan oleh badan pesawat dan dapat diterima di sistem radar.
Sedangkan SSR merupakan peralatan untuk mendeteksi dan mengetahui posisi dan data target yang ada di sekelilingnya secara aktif, dimana pesawat ikut aktif jika menerima pancaran sinyal RF radar sekunder, pancaran radar ini berupa pulsa-pulsa mode. Pesawat yang dipasangi transponder akan menerima pulsa-pulsa tersebut dan akan menjawab berupa pulsa-pulsa code ke sistem penerima radar
Cara kerja radar sendiri sebetulnya cukup sederhana, memancarkan gelombang melalui transmitter dan menerima kembali pancaran yang dipantulkan objek melalui receiver; mirip seseorang yang berteriak di dalam gua. Suara keluar dari mulut, lalu gelombang dipantulkan dinding gua dan diterima kembali oleh telinga. Dalam kata lain, konsep dasar dari radar adalah gema atau echo.
Selain echo atau gema, ada lagi poin yang menjadi konsep dasar cara kerja radar, yaitu efek doppler. Efek doppler ini seringkali kita temukan di sekitar kita khususnya di jalan raya. Efek doppler terjadi saat suara terpantul oleh objek yang bergerak.
Sebagai contoh, saat kita mendengar suara sirine ambulan mendekati kita yang sedang diam ditepi jalan suara sirine makin keras, namun setelah melewati kita maka suara sirine semakin mengecil seiring makin jauhnya jarak kita dengan mobil sirine. Fenomena keras lemahnya suara karena pebedaan jarak anatar sumber suara dan pendengar disebut dengan efek doppler.
Dalam sistem kerja radar memanfaatkan kedua fenomena fisika tersebut. Misalkan kita mengirimkan suara ke arah mobil yang bergerak ke arah kita. Beberapa gelombang suara akan terpantul dari mobil tersebut. Karena mobil bergerak ke arah kita, suara akan semakin menjadi keras. Apabila kita mengukur waktu pantulan suara maka kita akan mendapatkan kecepatan mobil tersebut.
Panjang gelombang yang dipancarkan radar bervariasi mulai dari milimeter hingga meter. Gelombang radio/sinyal yang dipancarkan dan dipantulkan dari suatu benda tertentu akan ditangkap oleh radar.
Dengan menganalisis sinyal yang dipantulkan tersebut, pemantul sinyal dapat ditentukan lokasinya dan melalui analisis lebih lanjut dari sinyal yang dipantulkan dapat juga ditentukan jenisnya. Meskipun sinyal yang diterima relatif lemah atau kecil, namun radio sinyal tersebut dapat dideteksi dan diperkuat oleh penerima radar.
Berdasarkan bentuk gelombangnya, radar menjadi dua, yaitu continuous wave (CW) dan pulsed radar (PR). CW sendiri merupakan radar yang menggunakan transmitter dan antena penerima (receive antenna) secara terpisah, di mana radar ini memancarkan gelombang elektromagnetik secara terus menerus/kontinyu.
Radar CW ini tidak termodulasi sehingga dapat mengukur kecepatan radial target serta posisi sudut target secara akurat. Radar CW tipe ini biasanya digunakan untuk mengetahui kecepatan target dan menjadi missile guidance.
Baca juga: Leo C. Young, Insinyur Radio AS yang Berjasa Mengembangkan Sistem Radar Pertama di Dunia
Adapun PR merupakan radar yang gelombang elektromagnetiknya dikirim secara periodik. Frekuensi pengiriman sinyal radar disebut dengan Pulse Repetition Frequency (PRF).
Dari berbagai penjelasan di atas, sekaligus menjawab pertanyaan di awal, fungsi radar sedikitnya terbagi menjadi tiga, yaitu mendeteksi keberadaan dan jarak dari suatu objek benda, mengukur kecepatan suatu objek benda, dan pemetaan sekelompok objek dalam suatu tempat, dalam hal ini di bandara.