Posisi Turki terhadap Rusia memang cukup membingungkan. Di satu sisi mendukung Rusia dengan cara tidak turut memberikan sanksi sebagaimana Barat, di sisi lain terdapat sikap-sikap yang terkesan melawan Kremlin. Salah satunya penolakan untuk melatih pilot sipil Rusia.
Baca juga: Lawan Hegemoni Barat, Iran Gandeng Rusia, Cina, dan India Bentuk Konsorsium Perawatan Pesawat
“Maskapai penerbangan Rusia tidak akan lagi dapat mengirim pilot ke Turki untuk pelatihan simulasi penerbangan (FSTD). Dua untuk pengetatan sanksi, pusat pelatihan penerbangan Turki berhenti bekerja dengan operator dari Rusia,” isi surat pusat pelatihan Turkish Airlines ke maskapai-maskapai Rusia.
Dengan demikian, pusat pelatihan Turki Airlines hari ini memberi tahu Rusia, Rusia Airlines Rusia Bahwa, sesuai dengan pengetatan sanksi oleh Badan Keselamatan Penerbangan Eropa (EASA), paksa untuk berhenti bekerja dengan perusahaan dari Rusia, karena semua FSTD disetujui oleh EASA,” tutupnya, seperti dilansir Telegram Channel Aviatorshina.
Penolakan pusat pelatihan Turkis Airlines ke maskapai-maskapai Rusia pun dikonfirmasi salah seorang pilot dari salah satu maskapai Rusia. Ia menyebut bahwa Badan Keselamatan Penerbangan Eropa (EASA) telah menangguhkan semua sertifikasi kualifikasi Perangkat Simulasi Penerbangan (FSTD) untuk kebutuhan Rusia.
Itu sebab, Turkish Airlines pun bersurat dengan maskapai Rusia dan ini di luar keputusan politik Erdogan yang selama ini terkenal dekat dengan Putin.
“EASA telah menangguhkan semua sertifikasi kualifikasi Perangkat Simulasi Penerbangan (FSTD) yang dikeluarkan oleh ESA untuk asal-usul di Rusia,” jelasnya.
Selain pilot, tim mekanik dari Rusia juga dilarang Turki mengikuti pelatihan dan mengambil lisensi all aircraft maintenance. Siapapun yang melakukan itu, termasuk Turkish Airlines, akan dikenai sanksi dari EASA dan mungkin juga FAA. Hal ini tentu saja semakin menyulitkan posisi Rusia dalam kaitannya dengan penerbangan sipil.
Tak lama setelah perang Rusia-Ukraina meletus pada 24 Februari lalu, Airbus dan Boeing mulai menghentikan pasokan suku cadang, menangguhkan perawatan, dan dukungan teknis untuk seluruh armada mereka yang dioperasikan maskapai-maskapai Rusia, sebagai bagian sanksi AS dan Eropa menyikap invasi Rusia ke Ukraina.
Sebanyak 332 pesawat Boeing dan 304 Airbus saat ini terdaftar dalam barisan armada maskapai-maskapai Rusia.
Meski pasokan suku cadang, perawatan, dan dukungan teknis untuk semua pesawat tersebut untuk sementara waktu di-stop Airbus-Boeing, namun, Rusia mampu mengakalinya dengan mengkanibal atau melakukan kanibalisasi pesawat.
Registrasi pesawat yang sebelumnya dianulir oleh negara-negara tempat pesawat didaftarkan juga diakali Rusia dan Putin dengan mengeluarkan kebijakan registrasi ganda.
Menariknya, sampai saat ini Putin belum mengeluarkan peraturan apapun terkait pilot. Pilot diketahui harus melakukan simulation training atau tes kemampuan terbang dua kali dalam setahun. Pilot yang tidak melakukan itu dilarang terbang di Rusia.
Karenanya, dengan adanya penolakan dari Turki untuk melatih pilot Rusia dan belum adanya payung hukum dari Putin terkait hal itu, bukan tak mungkin pesawat-pesawat Rusia akan mangkrak karena tak ada yang menerbanginya.