TransMilenio, layanan Bus Rapit Transit (BRT) di ibu kota Kolombia, Bogota, telah dikenal sebagai benchmark TransJakarta. Maka sedikit banyak konsep TransMilenio menjadi acuan pada pengembangan TransJakarta sampai saat ini. Dan di era bus listrik ini, rupanya ada kesamaan antara TransMilenio dan TransJakarta, yaitu sama-sama mengusung bus listrik produksi BYD, manufaktur bus listrik asal Cina.
Baca juga: TransMilenio, BRT dari Bogota yang Menjadi Benchmark TransJakarta
Sejauh ini, beberapa unit bus listrik BYD telah dioperasikan TransJakarta, namun masih mengadopsi sasis tunggal, sementara TransMilenio sudah bersiap mengadopsi bus listrik dari BYD, tapi dengan model bus listrik gandeng (electricity bi-articulated).
Dikutip dari worldnationnews.com (20/9/2022), lbih dari dua tahun yang lalu, bus listrik terpanjang di dunia, bus bi-artikulasi pertama yang diketahui, tiba di Bogota dengan tujuan uji coba dalam transportasi berteknologi tertinggi. Namun, setelah masa uji coba selesai, kini satu-satunya bus listrik gandeng tersebut justru tidak dioperasikan lagi,
Bus listrik gandeng ini dirancang dan diproduksi oleh perusahaan BYD Motor. Pada Desember 2019, bus ini dibawa ke Bogota untuk memulai rencana uji coba di jalur utama TransMilenio, yang sampai sampai saat ini belum bisa dilakukan.
Manajer TransMilenio Juan Luis Mesa kepada surat kabar El Tiempo menyebutkan, bus itu dibangun dengan perkembangan terbaru dalam kinerja, traksi, pengereman, motor, dan baterai. Ukurannya sekitar 27 meter, memiliki otonomi untuk perjalanan 330 kilometer per pengisian daya dan terisi penuh dalam waktu sekitar tiga jam. Tapi berat total bus ini mencapai 44 ton.
Juga yang menjadi masalah, standar bus TransMilenio yang ditetapkan tahun 2018 menyebutkan bahwa bus listrik bi-artikulasi tidak dapat dibeli karena harus berlantai tinggi (high deck) dan tidak ada penawaran seperti itu di pasar. Perusahaan ingin mengisi celah itu dan merancang kendaraan baru ini, yang terinspirasi oleh desain artikulasi (dua bodi) 2017 yang bekerja dengan nol emisi.
Norma Icontec NTC4901, yakni undang-undang transportasi di jalan raya Kolombia menetapkan maksimum untuk berat bus gandeng dan bis gandeng 40 ton. Namun dengan baterai dan penumpang pada akhirnya bobot bus lebih 4 ton. Meski sudah ada aturan yang memperbaharui regulasi ini, namun belum diadopsi. Jadi mudah-mudahan standarnya dapat diperbarui, karena bus listrik dengan sistem baterainya, lebih berat daripada bus diesel atau gas, jadi ini akan menjadi peluang untuk membuka pintu bagi teknologi baru.
Baca juga: BYD K9 – Inilah Bus Listrik untuk Koridor 13 TransJakarta
Pihak BYD menyayangkan bahwa kendaraan unik dari jenisnya tidak dapat diuji di Bogota untuk menginformasikan keunggulan kendaraan listrik dalam transportasi massal, sehingga mereka mengambil kesempatan dari kebijakan transisi energi pemerintah yang baru untuk menyerukan pembaruan teknis. Persyaratan telah yang mencegah bus ini bergerak di Bogota. Sesuai portofolio, BYD telah mengirimkan 1.470 bus listrik untuk pasar ekspor dan 1.780 bus listrik di dalam negeri.