Semakin banyak maskapai yang tertarik mengoperasikan pesawat listrik. Terbaru, Air Canada dan SAS Airlines mengumumkan telah memesan puluhan unit pesawat listrik ES-30 berkapasitas 30 penumpang buatan start-up asal Swedia, Heart Aerospace. Bila segalanya sesuai rencana, pesawat listrik ES-30 mulai beroperasi secara komersial pada tahun 2028.
Baca juga: Pesawat Listrik Rolls-Royce dan Tecnam Meluncur 2026, Norwegia Jadi Pasar Terbesar
Dalam keterangan resminya, Air Canada menyatakan minat untuk membeli 30 pesawat listrik ES-30. Selain itu, maskapai nasional Kanada itu juga menyuntikkan modal sebesar US$ 5 juta ke Heart Aerospace untuk melanjutkan penelitian dan pengembangan pesawat tersebut.
“Pengenalan armada pesawat listrik regional ES-30 kami dari Heart Aerospace akan menjadi langkah maju menuju tujuan kami untuk mencapai nol emisi bersih pada tahun 2050,” kata Presiden sekaligus Chief Executive Officer Air Canada, Michael Rousseau.
“Sudah, Air Canada mendukung pengembangan teknologi baru, seperti bahan bakar penerbangan berkelanjutan dan penangkapan karbon, untuk mengatasi perubahan iklim. Kami sekarang memperkuat komitmen kami dengan berinvestasi dalam teknologi pesawat listrik revolusioner, baik sebagai pelanggan ES-30 maupun sebagai mitra ekuitas di Heart Aerospace,” tambahnya.
Nantinya, pesawat listrik ES-30 berkapastias 30 Air Canada akan dioperasikan oleh anak usahanya yang fokus pada penerbangan regional, Air Canada Express, yang operasinya dijalani oleh Jazz Air. Sebelumnya, maskapai mengoperasikan pesawat CRJ200 dengan kapasitas 50 penumpang di rute-rute regional.
Setali tiga uang, maskapai SAS Airlines juga demikian. Maskapai nasional yang dimiliki tiga negara ini diketahui sudah sejak tahun 2019 silam mendukung dan menyatakan minatnya membeli pesawat listrik buatan Heart Aerospace.
Meski tak ada keterangan pasti, minat tersebut datang tak lepas dari kepemilikan saham SAS oleh Swedia. Ada semangat nasionalisme yang melatarbelakanginya. Sayangnya, SAS Airlines tak merinci berapa pesawat listrik yang bakal dipesan.
“Bersama dengan seluruh industri, kami memiliki tanggung jawab untuk membuat perjalanan udara lebih berkelanjutan. SAS didedikasikan untuk mengubah penerbangan sehingga generasi mendatang dapat terus menghubungkan dunia dan menikmati manfaat perjalanan – tetapi dengan jejak yang lebih berkelanjutan. Surat dukungan dengan Heart Aerospace merupakan langkah penting ke arah itu,” jelas CEO SAS, Anko van der Werff.
Baca juga: Mungkinkah Seluruh Penerbangan di Masa Mendatang Gunakan Pesawat Listrik?
Selain SAS Airlines, ada juga maskapai negara-negara Nordik yang tergabung dalam program Nordic Network for Electric Aviation (NEA), yang turut mendukung pengembangan pesawat listrik Heart Aerospace asal Swedia, seperti Air Greenland, Avinor, Braathens Regional Airlines, El-fly AS, Finnair, Icelandair, NISA (Nordic Innovation Sustainable Aviation), RISE, SAS dan Swedavia.
Pengembangan pesawat listrik Heart Aerospace juga banyak didukung oleh perusahaan besar Swedia lainnya. SAAB, perusahaan dirgantara yang berbasis di Stockholm, Swedia, diketahui menyuntik modal US$ 5 juta. Lessor asal Swedia, Rockton diketahui telah menandatangani perjanjian pesanan hingga 40 pesawat.