Sunday, April 20, 2025
HomeHot NewsIni Alasan Rangkaian "Gendut" Bekas Argo Bromo Anggrek Harus Mangkrak

Ini Alasan Rangkaian “Gendut” Bekas Argo Bromo Anggrek Harus Mangkrak

Banyak yang bertanya – tanya soal nasib rangkaian dengan julukan “gendut” alias rangkaian bogie K9 ini apakah tetap di operasikan atau akan mangkrak. Rangkaian yang dibuat oleh PT INKA (Industri Kereta Api) Madiun merupakan rancangan unggulan dan berbeda dari rangkaian lainnya yang memiliki fasilitas lengkap yang dimiliki PT KAI saat itu.

Baca juga: Pahami Kerinduan Penumpang, KAI Hadirkan “Live Cooking” di KA Argo Bromo Anggrek

Selain fasilitas yang tidak semua dimiliki kelas eksekutif lainnya seperti sandaran kaki, pintu otomatis, toilet luas dan lain – lain rangkaian ini memiliki jenis bogie yang berbeda. Bogie yang dimiliki rangkaian ini adalah jenis K9 yaitu bogie paling nyaman dan menggunakan suspensi udara, serta mampu berlari dengan kecepatan maksimal hingga 120 km/jam. Rangkaian yang diperuntukan sebagai kereta api eksekutif nomor 1dilintas utara ini dibuat pada tahin 1997 dan 2001.

Pada masa jayanya rangkaian ini mendapat julukan “si gendut utara” melesat melewati jalur utara mulai dari Stasiun Gambir melewati Cirebon, Semarang, dan berakhir di Stasiun Surabaya Pasar Turi dengan waktu tempuh 9 jam perjalanan. Warna/livery yang digunakan pun bermacam – macam. Seperti warna putih dengan garis merah muda, putih garis biru pada kereta makan, putih garis hijau, hingga yang terakhir livery dengan sebutan garis pecut. Penempatan rangkaian kebanggaan INKA dan KAI ini pernah digunakan tak hanya sebagai rangkaiam Argo Bromo Anggrek, melainkan sempat digunakan sebagai rangkaian KA Argo Lawu (Gambir – Solo Balapan) dan KA Argo Sindoro (Gambir – Semarang Tawang). Sempat alami anjlok beberapa kali saat digunakan sebagai KA Argo Lawu karena jalur dilalui tidak sesuai dengan bogie K9, akhirnya rangkaian tersebut digunakan untuk KA Argo Sindoro dan kembali lagi sebagai KA Argo Bromo Anggrek.

Selain memiliki bogie yang sensitif sayangnya instruksi dari Departemen Perhubungan kepada PT KAI untuk menarik seluruh kereta kelas Argo Bromo Anggrek ini mulai Desember 2010. Akhirnya KA Argo Bromo Anggrek menggunakan kereta eksekutif biasa untuk sementara waktu. Rangkaian itu sementara meminjam dari rangkaian Kereta Api Semberani dengan jendela yang mirip dengan pesawat.Hingga saat ini rangkaian “gendut” tersebut mangkrak di beberapa stasiun di wilayah Daop 4 Semarang, seperti Stasiun Jerakah, Stasiun Brumbung, dan Stasiun Gubug. Namun pada Juli 2022 kabarpenumpang.com mendapat informasi bahwa suku cadang yang masih berada di dalam rangkaian kereta pembangkit tetap digunakan.

Baca juga: KA Argo Bromo Anggrek, Sejarah Pertama Varian Keluarga Kereta “Argo”

Selain memiliki tenaga yang besar, suku cadang mesin tersebut akan digunakan untuk rangkaian pembangkit lainnya. Jadi alasan mengapa rangkaian ini tidak dijalankan lagi, memgingat biaya suku cadang rangkaian eks Argo Bromo Anggrek ini lumayan mahal karena harus didatangkan langsung dari Perancis yang membutuhkan waktu yang cukup lama. Akhirnya rangkaian ini di konservasi alias tidak digunakan lagi, dan bersiap untuk dikirim ke “peristirahatan terakhir” yang berada di Pasir Bungur. (PRAS – Cinta Kereta Api)

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Yang Terbaru