Tuesday, November 26, 2024
HomeAnalisa AngkutanAnalis Penerbangan Global: Lion Group Kuasai 72 Persen Market Share Penerbangan Domestik

Analis Penerbangan Global: Lion Group Kuasai 72 Persen Market Share Penerbangan Domestik

Lion Group terus bersinar di kancah industri penerbangan Indonesia. Data terbaru dari analis penerbangan yang juga founder dari Sobie Aviation, Brendan Sobie, mengungkap bahwa grup maskapai yang dipimpin oleh Rusdi Kirana itu berhasil meraup 72 persen market share penerbangan domestik.

Baca juga: Lion Air Digugat 9 Leasing Pesawat Rp189 Miliar, Pengamat: Tak Ada Iktikad Baik Bayar Utang

Persaingan bisnis antar maskapai di Indonesia semakin ketat, khususnya di segmen low cost carrier (LCC), usai kehadiran maskapai Super Air Jet.

Sebelum pandemi Covid-19, pangsa pasar penerbangan domestik Indonesia masuk lima besar dunia. Ini diperkirakan mencapai posisi ke-4 terbesar dunia pada tahun 2030 mendatang. Menariknya, pangsa pasar sebesar ini dimainkan oleh dua grup besar maskapai yang terdiri dari BUMN dan swasta. Lebih menarik lagi, grup swasta-lah yang memenangi persaingan itu sampai saat ini.

Dalam diskusi online IBS baru-baru ini, Brendan Sobie menyebut, sebetulnya pangsa penerbangan domestik di Indonesia memiliki kesamaan dengan pasar domestik maskapai atau negara lain. Di sisi lain, itu juga memiliki beberapa hal yang tidak biasa.

Salah satu kesamaannya adalah tren munculnya maskapai berbiaya murah atau LCC. Maskapai LCC sudah ada di pasar domestik sejak memasuki era millenium. Dalam tempo dua dekade, gabungan maskapai LCC saat ini sudah menguasai 70 persen market share penerbangan domestik Indonesia.

Dilansir Simple Flying, Lion Air menguasai 42 persen pasar penerbangan domestik. Wings Air, yang termasuk dalam Lion Group, mengusai 9 persen. Indonesia AirAsia 5 persen. Super Air Jet 5 persen. Citilink 13, anak perusahaan Garuda Indonesia, 13 persen.

Foto: Sobie Aviation

Secara keseluruhan, bila digabung dengan maskapai medium service dan full service, market share atau pangsa pasar penerbangan domestik Indonesia dikuasai oleh Lion Group sebanyak 72 persen. Sedangkan Garuda Group hanya mengusai 18 persen.

Pasca pandemi, Garuda Indonesia, yang tengah berjuang keluar dari ancaman kebangkrutan, dalam kacamata Sobie, saat ini sudah berada jauh di bawah Citilink.

“Apa yang kami lihat dengan Garuda adalah bahwa mereka memiliki lebih banyak kapasitas dan lebih banyak penerbangan dengan Citilink daripada dengan Garuda. Ini telah terjadi selama pandemi, dan Citilink telah menjadi maskapai yang jauh lebih besar dibandingkan dengan Garuda,” katanya.

“Itu akan tetap ada (Garuda di bawah Citilink). Termasuk dalam fase pasca restrukturisasi Garuda. Mereka akan lebih fokus pada low cost carrier karena di situlah potensi pertumbuhannya,” lanjutnya.

Lebih lanjut, Sobie memandang bahwa pangsa pasar domestik sebesar 72 persen yang dikuasai Lion Group ke depan bukan tak mungkin akan berkurang, seiring persaingan sengit dari Garuda Group dan maskapai pendatang baru.

Dalam kacamantanya, masih banyak pasar penerbangan domestik yang belum tergarap dengan sempurna, khususnya rute point-to-point yang menghindari transit di bandara besar semisal Bandara Soekarno-Hatta.

Baca juga: Lion Group Kembali Hentikan Penerbangan, Pengamat: Mereka ‘Pintar’ Melihat Kondisi

“Mereka selalu menargetkan pangsa pasar yang lebih tinggi, dan saya pikir sebelum pandemi, mereka menargetkan 60 persen. Tapi sekarang mereka menargetkan mendekati 70 persen dan telah mencapai setidaknya 70 persen baru-baru ini,” ungkapnya.

“Angka 70 persen ini mungkin sulit dipertahankan karena maskapai lain membawa kembali kapasitas dan seperti yang kita lihat maskapai baru terus masuk ke pasar pada rute trunk terbaik. Tapi setidaknya untuk saat ini, 70 persen dari kapasitas ditahan oleh ini. empat maskapai dalam Lion Group,” tambahnya.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Yang Terbaru