Insiden bird strike terjadi setiap hari di seluruh dunia. Di momen-momen tertentu semisal musim hujan, di beberapa negara, salah satunya India, risiko pesawat mengalami insiden bird strike meningkat tajam. Terbaru, bird strike saat masuk musim penghujan melibatkan dua pesawat sekaligus dalam sehari. Bagaimana bisa risiko bird strike meningkat saat musim hujan?
Baca juga: Dikira Kerusakan Mesin, Api di Pesawat Boeing 737 SpiceJet Ternyata Gegara Bird Strike
Pada hari Minggu, dua pesawat yang terbang menuju New Delhi, India, terpaksa harus return to base atau kembali ke bandara asal lantaran mengalami insiden bird strike.
Insiden pertama menghampiri penerbangan SG 723 dari Bandara Patna ke Bandara New Delhi, India. Ketika itu, mesin sebelah kiri pesawat mengeluarkan api sesaat setelah lepas landas. Beruntung, pilot cepat merespon dan pesawat RTB atau return to base ke Bandara Patna dengan selamat 22 menit setelah take-off.
Dugaan awal, insiden api yang keluar dari mesin sebelah kiri pesawat Boeing 737-800 SpiceJet itu akibat bird strike dan hal itu lumrah terjadi di seluruh dunia.
Namun, meski berbagai kesaksian dari para penumpang mengarah ke kerusakan mesin, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara India (DGCA) dan maskapai mengungkapkan insiden itu akibat bird strike.
Insiden bird strike kedua di hari yang sama terjadi pada penerbangan 6E-6394 IndiGo dari Guwahati ke New Delhi. Saat itu, pesawat Airbus A320neo menabrak seekor burung tak lama setelah lepas landas atau saat di ketinggian 1.600 kaki.
Beruntung kedua pesawat yang terlibat bird strike itu berhasil mendarat dengan selamat tanpa adanya korban jiwa maupun luka. Kendati demikian, ini tetap menjadi warning bagi penerbangan di India, khususnya saat musim hujan yang meningkatkan risiko bird strike.
Di India, saat memasuki puncak musim hujan, hujan lebat kerap terjadi dan meningkatkan aktivitas burung. Ini pada akhirnya disebut sering menyebabkan terjadinya bird strike.
Nyatanya tidak selalu demikian. Akar permasalahan yang sesungguhnya ada pada infrastruktur yang kurang memadai.
Banyak kota di India memiliki pengelolaan sampah dan saluran air yang buruk sehingga sering menyebabkan banjir saat hujan lebat. Perkembangbiakan serangga dan binatang lainnya yang dimangsa burung juga lebih massif saat musim hujan.
Celakanya, itu terjadi di wilayah atau pemukiman sekitar bandara. Ini pada akhirnya menyebabkan terjadinya peningkatan aktivitas burung di sekitar bandara dan menyebabkan bird strike lebih sering dari biasanya.
Baca juga: Setahun Beroperasi, Bandara Berlin Brandenburg Laporkan 50 Bird Strike Gegara Bangunan Kaca
DGCA menyatakan ada lebih dari 1.400 serangan burung atau bird strike dan 29 insiden serangan hewan pada tahun 2021 di seluruh bandara di India. Dalam surat edaran tertahun 2018, regulator penerbangan sipil India itu mencatat keberadaan satwa liar di dan di sekitar bandara membuat keselamatan dan keamanan operasional pesawat terancam.
Selain India, Otoritas Penerbangan Sipil Pakistan (PCAA) juga telah mengeluarkan edaran adanya bahaya bird strike ke semua pilot lantaran musim penghujan. Risiko bird strike, dilansir Simple Flying, meningkat di Pakistan saat musim hujan, terutama di dua kota besar negara itu, Lahore dan Karachi.