Di saat maskapai dunia ramai-ramai mempensiunkan pesawat legend Boeing 747, maskapai Rusia, Rossiya Airlines justru mulai mengoperasikannya lagi. Bukan satu atau dua, maskapai yang tergabung dalam Aeroflot Group itu mengoperasikan tiga pesawat sekaligus. Menariknya, itu dilakukan bukan hanya di tengah pandemi Covid-19, melainkan juga di tengah sanksi bertubi-tubi dari Barat.
Baca juga: ‘Dibeking’ Putin, Maskapai Rusia Mulai Buka Penerbangan Internasional Pakai Pesawat Sukhoi
Tiga Boeing 747-400 Rossiya Airlines beroperasi secara aktif antara Bandara Sheremetyevo Moskow ke Sochi yang menjadi tujuan resor terbesar di Rusia. Kota yang berada di tepi Laut Hitam itu sejak beberapa tahun belakangan, terlebih usai menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Dingin 2014 silam, selalu ramai dikunjungi wisatawan.
Dari pantauan di situs FlightRadar24, Boeing 747-400 Rossiya Airlines mulai aktif terbang mulai tanggal 9 Juni lalu.
Sejak saat itu, Queen of the Skies, yang hanya dioperasikan Rossiya Airlines di Rusia atau satu-satunya operator Boeing 747 di Rusia, aktif terbang setiap hari antara Moskow dan Sochi, menempuh perjalanan sekitar tiga jam sejauh 870 mil.
Tak ada data pasti berapa jumlah penumpang per penerbangan Boeing 747 Rossiya. Namun, itu diperkirakan cukup tinggi (load factor-nya) sampai mengerahkan pesawat widebody ikonik Boeing 747.
Tingginya penerbangan antara Moskow dan Sochi memang sangat mungkin lantaran sanksi dari negara-negara Barat, dalam hal ini Uni Eropa.
Di Eropa, ada banyak negara yang tidak bergabung dengan Uni Eropa, termasuk Norwegia, Islandia, Serbia, Kosovo, Bosnia-Herzegovina, Montenegro, Albania, Makedonia Utara, Swiss, Inggris, Turki, dan semua negara-negara Eropa Timur. Di antara negara-negara tersebut, tak semuanya ikut memberlakukan sanksi terhadap Rusia.
Sebaliknya, mereka pun tidak turut disanksi oleh Uni Eropa karena masih menjalin kerjasama atau tidak ikut memberikan sanksi terhadap Rusia. Salah satunya Serbia. Negeri bekas pecahan Yugoslavia itu masih membuka ruang udaranya untuk maskapai-maskapai Rusia.
Demikian juga dengan beberapa negara di sekitarnya yang juga anggota Uni Eropa, mereka tidak ikut memberikan sanksi dan masih membuka ruang udaranya untuk Rusia, seperti Slowakia (Slovakia), Hungaria, dan banyak lainnya. Tercatat, hanya ada 18 negara di Eropa yang menutup ruang udaranya untuk maskapai-maskapai Rusia.
Meski hanya 18 negara, pergerakan pesawat dari Moskow, yang berdekatan dengan Eropa Barat, menjadi sangat terbatas.
Di sisi lain, Sochi, dengan letak geografisnya yang strategis, menawarkan aksesiblitas lebih baik ke penumpang yang ingin ke negara lain via Laut Hitam. Karenanya, dengan kondisi tersebut, tak heran bila Rossiya sampai mengerahkan tiga Boeing 747-400 antara Moskow dan Sochi.
Baca juga: Lima Maskapai yang Paling Banyak Terbangkan Quadjet, Nomor Satu Sukar Dipercaya
Dari Sochi, Rossiya mengoperasikan penerbangan internasional ke beberapa negara yang dicap bersahabat dan terhubung dengan jaringan internasional menggunakan pesawat Sukhoi Superjet 100 atau SSJ100. Pemilihan pesawat asli Rusia itu juga untuk menghindari penyitaan oleh Barat.
Rossiya saat ini tercatat memiliki 125 pesawat di barisan armadanya. Dari jumlah tersebut, sembilan di antaranya adalah Boeing 747. Dengan kondisi iklim penerbangan yang masih belum menentu, Rossiya hanya mengoperasikan tiga armadal Boeing 747. Adapun sisanya dijadwalkan pensiun tahun 2024.