Sunday, November 24, 2024
HomeHot NewsKena Prank Tiket Pesawat Argentina-Qatar Rp20 Ribuan, Influencer Ini Tempuh Jalur Hukum

Kena Prank Tiket Pesawat Argentina-Qatar Rp20 Ribuan, Influencer Ini Tempuh Jalur Hukum

Traveler dimanapun di dunia pasti menanti-nanti promo tiket pesawat, termasuk Martín Martínez. Karenanya, ketika mendapati harga tiket murah, dalam hal ini rute Argentina-Qatar seharga US$1,50 atau Rp20 ribuan, ia langsung cepat-cepat membelinya meskipun belakangan itu diketahui hanyalah prank semata akibat kesalahan sistem travel agent asal Spanyol, eDreams.

Baca juga: Beli Tiket Pesawat Offline di Bandara Lebih Murah, Benarkah?

Tak lama setelah terjadi banyak pesanan rute tersebut dengan harga semurah itu, eDreams mengirim email pembatalan tiket sepihak ke seluruh calon penumpang.

Hanya saja, itu terlalu lamban untuk influencer asal Argentina itu lantaran ia sudah memesan hotel selama 33 hari di salah satu hotel di Doha, Qatar. Maka dari itu, ia berencana menuntut eDreams secara hukum.

Dilansir Simple Flying, tiket murah ke Qatar belakangan memang tengah diburu oleh traveler di seluruh dunia. Penyebabnya, apalagi kalau bukan perhelatan Piala Dunia 2022 di negara tersebut pada November mendatang.

Terlebih, seiring meningkatnya permintaan, tiket maskapai manapun menuju Qatar harganya naik drastis dan kian sulit dijangkau penumpang.

Mensiasati itu, Martin, yang juga influencer dengan 1 juta followers di Instagram, memantau promo tiket ke Qatar secara rutin.

Saat ia menemukan tiket sangat murah seharga US$1,50 atau Rp20 ribuan yang ditawarkan travel agent asal Spanyol, eDreams, ia bak tersambar petir di siang bolong. Senang bukan kepalang. Ia bahkan sempat tak percaya dengan tiket ke Qatar Airways ke Qatar se-murah itu.

“Seluruh tubuh saya mulai gemetar, dan saya benar-benar gelisah. Teman-teman saya dan saya mulai mengisi detail kami (membeli tiket), tetapi di dalam hati kami berpikir ‘apa yang sedang kami lakukan? Ini jelas tidak nyata!’” cuitnya lewat akun Twitter @chapumartinez.

Setelah cuitannya viral, followers dan netizen lainnya pun berbondong-bondong menyerbu web eDreams. Sayangnya, web tersebut tidak bisa diakses dan membuat Martinez panik.

“Kami (sempat) menerima konfirmasi dari perusahaan (eDreams), melalui aplikasi, melalui (fitur) chatting, juga dari penerbangan, melalui maskapai, bahkan boarding pass. Perusahaan mendebit rekening bank kami,” katanya kepada media lokal.

Beberapa jam kemudian, influencer yang juga seorang musisi itu mendapat email konfirmasi bahwa tiket murah Argentina-Qatar seharga Rp20 ribuan itu telah dibatalkan dan seluruh biaya akan dikembalikan 100 persen.

Dalam sebuah pernyataan baru-baru ini, eDreams menyampaikan permintaan maaf atas insiden yang pada akhirnya membuat penumpang bingung.

“Karena kesalahan, kami sempat menawarkan harga tiket yang salah untuk penerbangan dari Santiago ke Sydney. Bug dengan cepat diidentifikasi dan diperbaiki. Kami mohon maaf untuk ini,” jelasnya.

“Kami telah membatalkan semua reservasi yang dibuat berdasarkan tarif yang salah ini dan Kami akan memberikan pengembalian dana penuh kepada semua pelanggan. Kami sedang bekerja untuk mencegah hal ini terjadi lagi,” tambahnya.

Pembatalan sepihak dari eDreams tentu saja merugikan Martinez yang sudah kadung memesan tiket hotel di Doha selama 33 hari. Lebih lanjut, ia berninat menuntut travel agent itu secara hukum agar menghormati apa yang telah mereka tawarkan di web sekalipun itu adalah kesalahan.

“Dalam dunia Internet, penawaran adalah hukum: ‘Penawaran (yang) dipublikasikan, penawaran (yang) dihormati’. Percayalah, dalam situasi ini bukan hanya saya, tidak hanya Argentina, ada orang-orang dari seluruh planet ini,” ungkap Martínez.

Baca juga: Mungkinkah Penumpang Salah Masuk Pesawat Saat Ini?

Insiden prank tiket murah akibat kesalahan sistem bukan kali pertama terjadi. Sebelumnya, pada tahun 2019, web resmi Cathay Pacific pernah menjual kursi first class dari New York, AS, ke Da Nong, Vietnam seharga US$675 dari seharusnya US$16.000.

Namun, alih-alih membatalkannya, Cathay Pacific tetap menerima kenyataan itu sebagai bentung pertanggungjawaban maskapai. Langkah yang sama atas insiden serupa juga pernah ditempuh oleh Hong Kong Airlines dan Singapore Airlines masing-masing pada tahun 2018 dan 2014.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Yang Terbaru