Tuesday, November 26, 2024
HomeDaratStasiun Bangil, di Masa Lalu Dioperasikan Dua Operator Kereta Api

Stasiun Bangil, di Masa Lalu Dioperasikan Dua Operator Kereta Api

Stasiun Bangil merupakan stasiun paling timur di Daerah Operasional 8 Surabaya yang juga stasiun kereta api kelas I. Stasiun ini terletak di Pongar, Bangil, Pasuruan dengan relasi kereta lintas Bangil menuju Sidoarjo. Selain itu juga stasiun yang berada diketinggian +9 mdpl tersebut memiliki keistimewaan yakni terletak di persimpangan Jalur Surabaya-Malang yang diresmikan 20 Juli 1879.

Baca juga: Jalurnya Pernah di Bom, Ini Sejarah Panjang Stasiun Padalarang

Sebagaimana KabarPenumpang.com merangkum dari berbagai laman sumber, Stasiun Bangil memiliki sejarah panjang hingga keberadaannya saat ini. Sejarahnya adalah diresmikan oleh Staatsspoorwegen (SS) pada 16 Mei 1878 bersamaan dengan pembukaan jalur kereta api Surabaya–Pasuruan. Di mana jalur tersebut adalah jalur kereta api pertama yang dimiliki perusahaan itu.

Menjadi salah satu stasiun besar di Pasuruan, Stasiun Bangil memiliki depo lokomotif. Sayangnya, bangunan yang ada saat ini sudah tidak terlihat asli kecuali bagian kanopi dan depo lokomotif yang tak lagi digunakan. Ini karena, dalam beberapa catatan sejarah, bangunan asli Stasiun Bangil telah dijatuhi bom melalui serangan udara dalam serangkaian Agresi Militer Belanda I di wilayah Pasuruan–Sidoarjo.

Sehingga kemungkinan besar Stasiun Bangil saat ini dibangun ulang oleh Djawatan Kereta Api setelah Agresi dan bisa kembali beroperasi seperti sedia kala. Di masa lampau tepatnya dalam peta lama yang terbit tahun 1910, Stasiun Bangil dilalui dua operator kereta berbeda.

Dari arah utara yakni kereta-kereta yang berangkat dari Surabaya dioperasikan oleh SS menuju ke Malang dan kota lain di sebelah timur. Sedangkan dari arah barat, kereta-kereta yang melintas dioperasikan Modjokerto Stoomtram Maatschapij.

Kereta ini menghubungkan Mojokerto dengan Bangil yang melintasi Bangsal, Mojosari, Noro dan Pandaan. Pada masa lalu, kereta-kereta yang beroperasi masih menggunakan mesin uap. Ini terlihat di ujung peron masih ada pompa air yang berfungsi menyuplai air ke kereta.

Ketika beroperasi di masa Kolonial Belanda, harga karcis alias tiket kereta masih menggunakan Gulden yang adalah mata uang Negeri Kincir Angin. Tarif kelasnya pun bervariasi yakni untuk Kelas 1 (Eksekutif) 1,90 Gulden, Kelas 2 (Bisnis) 1,30 Gulden dan untuk Kelas 3 (Ekonomi) 0,64 Gulden.

Stasiun Bangil memiliki delapan jalur kereta api ditambah dua jalur menuju gudang yang letaknya di sebelah barat daya stasiun. Di mana jalur 2 adalah sepur lurus dari dan ke arah timur (Jember – Banyuwangi), jalur 3 adalah sepur lurus arah selatan (Malang–Blitar–Kertosono) dan barat (Surabaya), serta jalur 6–8 merupakan jalur parkir rangkaian KA angkutan BBM.

Baca juga: Menipu! Terdengar Sangat “Eropa,” Padahal Stasiun ini Terletak di Jawa Timur

Per 21 Mei 2010, sistem persinyalan stasiun ini telah diganti dengan sistem persinyalan elektrik berbasis kontrol logika terprogram (Programmable Logic Controller, PLC) buatan Len Industri, yaitu Sistem Interlocking Len generasi ke-2 (SIL-02).

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Yang Terbaru