Bicara soal bus antarkota antarprovinsi (AKAP) jarak jauh atau bus malam di Indonesia, nama Perusahaan Otobus (PO) Continental Megah Express atau Continental tidak boleh dilewatkan. PO asal Jakarta ini boleh dikatakan sebagai pelopor layanan bus malam yang menghadirkan layanan eksklusif.
Baca juga: Sebelum Naik Bus AKAP, Sebaiknya Ketahui Dulu Tarif Tiketnya
PO Continental memulai kiprahnya pada pertengahan 1970-an, melayani jalur “panas” Jakarta-Surabaya pulang pergi (PP), Jakarta-Malang PP, dan Jakarta-Denpasar (PP). Seiring berjalannya waktu, PO tersebut memperluas layanannya ke rute Jakarta-Palembang PP, Jakarta-Singaraja PP, dan Merak-Jakarta-Malang PP.
PO yang berkantor pusat di Jalan AM. Sangaji, Jakarta Pusat ini didirikan oleh seorang penggemar burung kicau bernama Teddy. Oleh karena itu, di masing-masing unit Continental tertulis nama-nama burung seperti taon-taon, colibri, pinguin, condor, dan lain-lain.
Mulai awal kemunculannya hingga pertengahan 1990-an Continental menggunakan corak warna (livery) bodi dengan warna dasar putih bergaris jingga,merah, dan kuning. Armada didominasi oleh bus bermesin depan yang terbilang ketinggalan zaman dibandingkan dengan kompetitornya, mulai dari Mercedes Benz LP911 saat awal kemunculannya hingga akhirnya digantikan dengan Mercedes Benz OF1113, Mitsubishi BM, Nissan CK, Nissan CB, dan Hino AK.
Saat Mercedes Benz mulai memproduksi mesin belakang,Continental juga sempat membeli beberapa unit dengan body dari karoseri MBM (Anem Cipto) dan German Motor Manufacturing (GMM). Walaupun demikian, jumlahnya masih kalah banyak dibandingkan dengan armada bermesin depannya.
Meskipun armadanya kurang menarik, Continental punya pelanggan setia lantaran terkenal dengan keramahan kru dan kebersihan unitnya. PO tersebut juga menjadi pilihan penumpang yang ingin beristirahat sepanjang perjalanan karena tidak melengkapi unitnya dengan fasilitas televisi dan pemutar video atau musik.
Continental juga dikenal dengan kedisiplinan waktu keberangkatan dan kedatangannya yang nyaris tak pernah meleset dari jadwal. Awaknya juga dikenal tak pernah mengompreng atau menaikkan penumpang di luar terminal atau agen resmi.
Pada pertengahan 1990-an era baru Continental dimulai, kepemilikan dan pengelolaannya berpindah ke PT PT Mitra International Resources Tbk (d/h PT Mitra Rajasa Tbk.), perusahaan yang mengelola angkutan semen PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Perpindahan ini ditandai dengan perubahan livery menjadi putih dengan siluet tiga macan melompat berwarna ungu kombinasi.
Armada yang digunakan juga berganti dengan Mercedes Benz OH 1518, Mercedes Benz OH 1521, dan Hino RG untuk kelas eksekutifnya. Semuanya menggunakan bodi dari karoseri Rahayu Santosa, yakni Euroliner, Concerto, dan Millenium.
Di bawah pengelolaan Mitra Rajasa muncul pula kelas layanan baru AC 2-3 menggunakan Hino AK berbodi Rahayu Santosa Euroliner. Unit serupa juga digunakan oleh perusahaan tersebut untuk layanan bus kota.
Baca juga: Bus AKAP Bakal Terapkan Pola Komuter, Naik dan Turunkan Penumpang di Terminal Tengah Kota
Continental mulai meredup namanya pada awal 2000-an. Layanannya mengalami penurunan signifikan, mulai dari armada yang kurang terawat hingga awaknya yang kerap mencari penumpang di jalan. Satu demi satu unitnya dijual hingga akhirnya habis tak bersisa. (Bisma Satria)