Pesawat komersial dilarang terbang di atas Kutub Selatan atau Antartika. Alasannya karena udara ekstrem dan badai salju menyulitkan pesawat beroperasi dan visibilitas buruk. Selain itu, medan magnet di kutub bumi juga sangat kuat sehingga mempengaruhi navigasi penerbangan.
Baca juga: Enam Alasan Mengapa Pesawat Tidak Terbang di Atas Pegunungan Himalaya, Nomor Enam Ngeri!
Alasan lain kenapa terbang ke Antartika dilarang adalah aturan ETOPS, dimana pesawat harus terbang tak jauh dari bandara. Itulah alasan kenapa tidak ada maskapai yang rute memotong atau jalan pintas dari Perth, Australia – Buenos Aires, Argentina dengan melintasi Kutub Selatan.
Dengan fakta tersebut, banyak yang menyangka bahwa hal senada juga berlaku untuk Kutub Utara. Simpel, kalau terbang melewati Kutub Selatan dilarang, maka terbang melewati Kutub Utara juga demikian. Karena sama-sama kutub. Nyatanya itu benar.
Berbeda dengan Kutub Selatan atau Benua Antartika yang mana pesawat komersial berjadwal dilarang melintas di sana, rute melintasi Kutub Utara tetap diperbolehkan meskipun dengan sejumlah syarat. Rute melintasi Kutub Utara dikenal dengan sebutan Polar Route.
Baca juga: Mengapa Pesawat Tidak Terbang Lurus? Inilah 5 Alasannya
Dalam Guidance for Polar Operations yang dikeluarkan Administrasi Penerbangan Federal AS (FAA) pada tahun 2001, seperti dikutip dari laman resmi Boeing, disebutkan maskapai yang ingin melakoni Polar Route atau rute melintasi Kutub Utara harus menyediakan dua mantel untuk penumpang mengantisipasi cuaca dingin esktrem selama pesawat berada di lingkar Kutub Utara.
Selain itu, maskapai juga harus menyediakan sistem komunikasi khusus, menunjuk bandara pengalih atau bandara alternatif di sekitar jalur penerbangan andai terjadi hal-hal tertentu yang mengharuskan pesawat mendarat darurat, dan rencana untuk penumpang yang terdampar jika sewaktu waktu pesawat mendarat darurat.
Lebih lebih lanjut, arahan FAA bagi maskapai yang ingin terbang melewati Kutub Utara adalah pengaturan bahan bakar khusus karena pesawat melewati kutub untuk waktu yang lama maka ditakutkan bahan bakar akan membeku lebih cepat dari pada biasanya. Pengaturan bahan bakar di sini maksudnya adalah, titik beku bahan bakar jangan sampai di atas titik beku suhu di Kutub Utara.
Baca juga: Gegara Angker? Tiga Wilayah Ini ‘Haram’ Dilewati Pesawat, Ini Alasannya
Meski tak begitu populer dibanding rute konvensional, polar route rupanya kerap dijalani oleh berbagai maskapai di beberapa rute, seperti Singapore – New York, Singapore – Chicago, Beijing – Los Angeles, Beijing – San Francisco, Tokyo – London, Karachi – Los Angeles, Delhi – San Francisco, dan Dubai – Los Angeles, dan banyak lagi.
Dari segi keamanan, meski disebut berbahaya karena medan magnet kuat mengganggu navigasi penerbangan, nyatanya itu tidak terlalu berdampak di era penerbangan pesawat modern seperti saat ini.
Selain itu, dari segi ETOPS dan ketersediaan bandara alternatif untuk pendaratan darurat, ini tidak serumit ketika pesawat terbang di atas Benua Antartika atau Kutub Selatan. Di Benua Antartika, tidak ada negara dan bandara yang layak untuk dilakukan pendaratan darurat dengan kelengkapan infrastruktur bandara.
Baca juga: Teka-Teki Pesawat Dilarang Terbang di Atas Antartika, Ternyata Gegara Hal Ini
Adapun di Kutub Utara, kondisinya berbeda. Di sini, daratan berada cukup dekat satu sama lain meskipun melibatkan beberapa negara, seperti Amerika Serikat, Kanada, Rusia, Denmark, Norwegia, dan Swedia. Selain itu, perairannya tidak seluas Kutub Selatan sehingga andai terjadi sesuatu, pesawat bisa mendarat darurat di daratan, bukan di lautaran lepas atau di wilayah dingin ekstrem layaknya Antartika.
Meski begitu, terbang di atas Kutub Utara terdapat bahaya radiasi matahari terus-menerus dari refleksi medan magnet bumi bagi kru penerbangan. Pilot penerbangan rute Kutub Utara mengalami radiasi lebih besar dari pekerja pembangkit listrik tenaga nuklir, seperti dikutip dari Pilot Mall.