Saturday, October 26, 2024
HomeAnalisa AngkutanJatuh Menghujam Bumi, Ada Apa dengan Boeing 737-800 China Eastern MU5735?

Jatuh Menghujam Bumi, Ada Apa dengan Boeing 737-800 China Eastern MU5735?

Dunia kini sedang dikejutkan dengan musibah jatuhnya Boeing 737-800 China Eastern MU5735 pada hari Senin (21/3/2022) pukul 13:15 waktu setempat (12:15 WIB). Pesawat dari Kunming menuju Guangzhou itu berisi 132 orang (123 penumpang dan 9 awak) dan jatuh di wilayah pegunungan dekat Wuzhou. Detik-detik jatuhnya pesawat terekam oleh kamera surveillance, dan memperlihatkan bahwa pesawat jatuh menghujam, dan bukan dalam posisi melayang (gliding) ketika menghempas daratan.

Baca juga: KLM Retrofit Boeing 737-800 Bikin Pesawat Lebih Enteng dan Hemat 812 Ton Bahan Bakar

Terlepas dari investigasi yang kini sedang dijalankan pada pesawat berusia enam tahun tersebut, pada dasarnya pesawat twin engine seperti Boeing 737 punya kemampuan xtended-range Twin-engine Operational Performance Standards (ETOPS) memungkinkan pesawat twin jet tetap terbang meski hanya menggunakan satu mesin.

Tetapi, bagaimana ketika seluruh mesin mati, apakah pesawat, baik twinjet, trijet, ataupun quadjet, apakah pesawat langsung terjun bebas?

Dilansir Simple Flying, ketika seluruh mesin pesawat mati, pilot biasanya akan meminta co-pilot untuk memulihkan Auxiliary Power Unit (APU). APU berfungsi sebagai sumber energi pesawat seperti listrik dan pendingin ruangan. Dalam kondisi tertentu seperti saat seluruh mesin pesawat mati, APU juga berfungsi sebagai supporting engine untuk menghidupkan atau start ulang mesin utama.

Andaipun tak berhasil, pilot akan menginfokan keadaan darurat atau mayday ke ATC. Bila posisi pesawat berada di sekitar bandara atau masih sanggup mencapai bandara, maka ATC akan memberikan clearance ke pesawat untuk mendarat di bandara tersebut sekaligus membersihkan jalur pesawat itu sendiri. Bila tidak, tentu pilot akan mencari tempat pendaratan yang menurutnya paling aman.

Dalam kondisi seluruh mesin mati, bisa dibilang pesawat meluncur layaknya mobil menuruni sebuah turunan dalam keadaan mati mesin dan tanpa rem tangan. Hanya saja, sejauh mana pesawat meluncur bergantung banyak faktor.

Setiap pesawat tentu memiliki rasio terbang yang berbeda, artinya mereka akan kehilangan ketinggiannya dalam tingkat yang berbeda-beda. Hal ini mempengaruhi seberapa jauh pesawat bisa terbang tanpa dorongan mesin.

Contohnya, jika sebuah pesawat memiliki rasio angkat dan tarikan 10:1, maka untuk setiap 10 mil (16 kilometer) pesawat kehilangan ketinggian satu mil (1,6 kilometer).

Baca juga: Tarung Keluarga Boeing 737 vs Keluarga Airbus A320, Siapa yang Akan Menang?

Pesawat biasanya terbang di ketinggian 36 ribu kaki atau sekitar 10 kilometer, jadi pesawat yang kehilangan kedua mesinnya masih bisa terbang sejauh sekitar 112 kilometer sebelum sampai ke permukaan tanah. insiden seluruh mesin pesawat mati sangat jarang terjadi; kecuali tertentu saja, seperti kehabisan bahan bakar, abu vulkanik, dan bird strike. Di antara ketiga itu, abu vulkanik pernah menyebabkan insiden seluruh mesin pesawat mati di Indonesia.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Yang Terbaru