Dua hari setelah Direktur Utama (Dirut) Pelita Air Service, Albert Burhan, ditetapkan tersangka korupsi pengadaan pesawat PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) pada 2011-2021 oleh Kejaksaan Agung (Kejagung) pada Kamis (10/3), pesawat Airbus A320 dengan livery Pelita Air pun muncul. Alih-alih memakai registrasi ‘PK’ Indonesia, foto pesawat tersebut justru menggunakan registrasi ‘VP-CKM’ negara Bermuda.
Baca juga: Aeroflot Registrasi Pesawat Airbus A350 Baru di Bermuda, Gegara Lari dari Pajak?
Dilansir Jetphotos, pesawat Airbus A320 livery Pelita Air Service itu diunggah oleh akun CaptainWill972 pada 12 Maret 2022 lalu, atau dua hari setelah Albert Burhan ditetapkan sebagai tersangka.
Livery tersebut juga mencantumkan tulisan “A member of Pertamina” melengkapi identitas dari maskapai medium service tersebut lewat warna dominan putih kombinasi merah, hijau, dan biru khas perusahaan BUMN Migas itu.
Disebutkan, foto pesawat livery Pelita Air Service dengan nomor registrasi PK-CKM itu diambil di Montpellier–Méditerranée Airport, Perancis. Sebagian avgeeks pun bertanya-tanya mengenai sebab pesawat diregistrasi di Bermuda.
Menariknya, dalam keterangan lain di Planespotter, Pelita Air Service yang memiliki three code ICAO sebagai PAS dan two code IATA sebagai 6D itu, disebut memiliki enam tipe pesawat, dimana hanya dua pesawat yang ready dan satu tipe pesawat di masa mendatang.
Dua itu adalah ATR 42 satu unit, ATR 72 sebanyak lima unit, dan British Aerospace Avro RJ85 satu unit. Adapun dua unit sisanya yang masih menunggu pengiriman adalah Airbus A320-200.
Baca juga: Akhirnya! Pelita Air Service Raih Izin Penerbangan Berjadwal
Baca juga: Yuk, Cari Tahu Makna Tersembunyi di Balik Nomor Penerbangan
Disebutkan, dua pesawat Airbus A320-200 Pelita Air memiliki Manufacturer Serial Number (MSN) 5463 dan 3809. Dari kedua MSN itu, foto yang diunggah di Jetphotos adalah MSN 5463. Pesawat ini diketahui berusia 9.2 tahun dengan test registrasi F-WWBE.
Pesawat tersebut pertama kali diregistrasi sebagai VT-GOL untuk dioperasikan oleh GoAir pada Januari tahun 2013. Pesawat kemudian berpindah tangan ke maskapai Go First pada Mei 2021 dan kembali berpindah tangan ke Pelita Air Service. Bersama PAS, pesawat diregistrasi sebagai PK-PWC dan masih menunggu pengiriman.
Berbeda dengan VP-CKM Pelitas Air Service, pesawat satu lainnya yang belum ada registrasinya berusia lebih tua, yaitu 13,1 tahun.
Baca juga: Mengenal Arti Kode “PK” di Badan Pesawat Penumpang
Pesawat tersebut dahulu dioperasikan oleh East Star Airlines Cina, lanjut ke Air Arabia Maroc asal Maroko pada Maret 2009 dengan registrasi CN-NMA, berlanjut ke Flynas pada Maret 2014 sebagai VP-CXV, dan terakhir dioperasikan oleh PAS dengan tanggal dan resgirasti yang masih misteri.
Maskapai Pelita Air Service saat ini sudah mengantongi sertifikat standar angkutan udara niaga berjadwal. Selanjutnya, Pelita Air Service masih membutuhkan sertifikat operator pesawat udara (Air Operator Certificate atau AOC) yang diajukan kepada Kemenhub termasuk rute penerbangan.