Saturday, October 26, 2024
HomeBus AKAPSiapa Sangka, Kiranti Jadi "Doping" Pengemudi Masa Kini

Siapa Sangka, Kiranti Jadi “Doping” Pengemudi Masa Kini

Banyak cara yang dilakukan oleh pengemudi untuk mengurangi kantuk atau lelah saat berada di balik kemudi. Termasuk diantaranya adalah cara-cara yang membuat kita mengernyitkan dahi atau malah bergidik ngeri. Kali ini, cara-cara yang membuat Anda bergidik ngeri seperti mencampurkan kopi dengan obat sakit kepala atau konsumsi obat-obat tertentu tidak akan dibahas.

Baca juga: Pengemudi Bus AKAP Malam, Korbankan Waktu Demi Antar Penumpang

Karena cara seperti itu sudah mulai ditinggalkan, khususnya oleh pengemudi muda. Mereka tak ingin seperti para seniornya, hidup merana pada masa tua karena penyakit yang dideritanya. Tentu saja, penyakit itu adalah akibat dari kebiasaan buruk mereka pada masa mudanya untuk mengurangi kantuk atau lelah.

Beberapa diantaranya beralih ke “doping” yang dirasa jauh lebih aman, yakni minuman herbal atau jamu tradisional. Efeknya memang tak sedahsyat obat-obatan yang dikonsumsi langsung atau dicampur dengan minuman, tetapi setidaknya tak mengancam masa depan tubuh mereka.

Jamu tradisional yang dikonsumsi para pengemudi ini tak melulu yang dijual di toko jamu atau penjaja jamu keliling. Justru mereka lebih sering membeli jamu kemasan yang banyak dijual di toko swalayan atau warung di tempat istirahat (rest area).

Jamu yang dimaksud adalah Kiranti, jamu kemasan botolan yang biasa dikonsumsi oleh perempuan saat datang bulan. Jamu produksi Orang Tua itu diyakini mampu menghilangkan lelah, khususnya pegal-pegal saat mengemudi jarak jauh.

Fery, pengemudi bus pariwisata asal Jakarta menyebut sudah tiga tahun mengkonsumsi Kiranti untuk “doping” mengemudi. Dia mengetahui khasiat jamu itu untuk lelaki secara tidak sengaja saat mengobrol dengan pengemudi truk ekspedisi di atas kapal.

“Tak tanya, Kang kok minum minuman cewek datang bulan, sambil saya ketawain. Eh dibalas sama dia, jangan ketawa Kang, dicoba dulu, ampuh. Daripada minum kopi [campur] garam, kopi [campur] Bodrex malah hancur badan,” katanya.

Awalnya Fery skeptis, tetapi rasa penasarannya membuat dia memutuskan mencoba. Karena malu, dia meminumnya secara sembunyi-sembunyi di tempat tidurnya yang ada di bagian belakang bus. Saat ini, Fery tak lagi malu-malu meminumnya, termasuk di depan penumpang. Bahkan, rekan-rekan sejawatnya justru mengikutinya karena sudah merasakan khasiatnya.

“Badan jadi enak, enggak pegal habis jalan jauh, apalagi kalau engkel [tidak ada pengemudi cadangan]. Awalnya malu-malu, saya pindahin ke botol kosong. Ah sekarang bodo amat, bukan minum alkohol kok,” tuturnya.

Bicara soal alkohol, Fery menyebut beberapa pengemudi ada yang menjadikan minuman tersebut sebagai “doping” agar tetap fokus dan terjaga. Tentu hal itu sangat tidak dibenarkan mengingat ada larangan untuk tidak mengemudi saat mabuk atau setelah mengonsumsi minuman beralkohol.

Hal yang sama diungkapkan oleh Aldi, pengemudi taksi online. Dia juga kerap mengonsumsi Kiranti untuk menghilangkan rasa lelah setelah berjam-jam di balik kemudi.

Sama seperti Fery, dia rutin mengonsumsi Kiranti setelah tahu khasiatnya dari pengemudi truk. Dia juga memgetahui rekan-rekannya banyak yang mengonsumsi jamu itu dari grup di media sosial, khususnya Facebook.

“Tahunya dari Facebook sih, banyak yang bahas-bahas. Tetapi awalnya ragu. Baru yakin setelah ke luar kota mampir di rest area ketemu sopir truk beli Kiranti banyak banget. Saya tanya buat apa, ternyata biar nggak pegal-pegal. Ikut coba deh,” katanya.

Sejauh ini, dirinya sudah merasakan manfaat konsumsi Kiranti. Efek sampingnya tak lebih dari tatapan sinis orang-orang sekitar, termasuk keluarganya saat dia menenggak botol berisi jamu datang bulan itu.

“Rasanya enak-enak aja, kalo siang enak yang jeruk, malam yang bungkusnya biru tuh, ada hangat-hangatnya, original yang [bungkus] kuning mirip jamu mbok gendong. Efek samping enggak ada, paling bini rada sinis atau diketawain orang,” ungkapnya.

Harapannya, produsen Kiranti bisa menghadirkan minuman yang sama untuk kaum adam. Entah mau dibuat dengan merek yang sama atau bagaimana Aldi tak mau tahu menahu. Dia hanya tahu bahwa banyak lelaki kekar yang berjalan menenteng Kiranti dan masuk ke dalam truk atau bus antarkota.

“Terserah mau dikasih merk apa. Kiranto boleh, Karyanto boleh, bebas lah,” selorohnya.

Baca juga: Ugal-ugalan dan Setel Musik Keras Kode Ada Pencopet di Bus AKAP?

Buat Anda para lelaki, tak ada salahnya untuk mencoba. Tetapi jangan berlebihan karena bagaimanapun juga jamu bisa menimbulkan efek samping jika konsumsinya berlebihan dan dalam jangka panjang. Jika memang lelah dan mengantuk, obat paling ampuh tentunya beristirahat. (Bisma Satria)






















RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Yang Terbaru