Di tengah banyaknya maskapai di Inggris yang kekurangan staf, CityFlyer, anak perusahaan British Airways yang berbasis di Didsbury, Manchester, membuat program kontroversial untuk memberdayakan para karyawannya. Mengoperasikan pesawat Embraer E190, CityFlyer merilis program “Take To The Skies.” Program ini terbilang tidak lazim, yakni ‘merekrut’ pilot dan staf kantor untuk sementara menjadi pramugari atau awak kabin.
Dikutip dari onemileatatime.com (14/2/2022), disebut mereka yang mengikuti program tersebut akan menjalani pelatihan dasar menjadi pramugari, dan selanjutnya akan terbang dalam jangka waktu minimal 2,5 bulan. Ini dijelaskan kepada karyawan sebagai cara untuk “bepergian ke berbagai tujuan”, “bertemu orang baru dalam bisnis”, dan melihat “seperti apa sebenarnya para awak kabin melakukan pekerjaan mereka.”
Namun, program ini tidak populer di kalangan serikat pekerja. Strategi program serupa untuk mencari pengganti sementara pramugari telah diterapkan di masa lalu selama aksi industri dirgantara Inggris, seperti Islandair mencoba melakukan ini pada tahun 2020, ketika maskapai mengancam akan memecat semua pramugari. Kemungkinan besar sebagian besar pilot (yang juga berserikat) tidak akan mau melakukan ini, mengingat keuntungan yang terbatas.
Masih dari sumber yang sama, disebutkan British Airways kerap melakukan pekerjaan yang sangat buruk terkait dalam hubungan tenaga kerja. Perusahaan telah lama memperlakukan pilot dan pramugari seperi ‘barang sekali pakai,’ tidak membiarkan krisis apa pun sia-sia dalam hal mencoba memotong biaya dengan mengorbankan karyawan.
“Kami telah melihat British Airways melakukan ini dengan pilot dan pramugari, sehingga tingkat kepercayaan di antara karyawan rendah,” ujar perwakilan serikat karyawan.
Posisi saat ini, CityFlyer dan British Airways diduga memiliki staf pramugari yang sangat sedikit, sehingga pilot dan pekerja kantoran direkrut untuk sementara bekerja dalam peran awak kabin selama jangka waktu 2,5 bulan.
Baca juga: Parah, Pilot dan Pramugari Cathay Pacific Kerja 5 Pekan Tanpa Libur!
Komunitas pekerja meyakini sebagian besar pilot tidak akan mengikuti program ini, mengingat hal itu pada dasarnya merusak negosiasi tenaga kerja pramugari. Tapi semua itu kembali ke kondisi eksternal, dimana tingkat pengangguran yang melonjak dapat memicu peralihan peran seorang pilot sebagai awak kabin.