Saturday, October 26, 2024
HomeAnalisa AngkutanLewat Air Hub Blueprint, Industri Dirgantara Singapura Bakal Bebas Emisi Mulai 2030

Lewat Air Hub Blueprint, Industri Dirgantara Singapura Bakal Bebas Emisi Mulai 2030

Singapura tengah mempersiapkan Air Hub Blueprint, sebuah roadmap dalam membuat industri dirgantara, mulai dari maskapai, bandara, dan manajemen lalu lintas udara bebas emisi di masa mendatang. Rencananya, blueprint ini akan dirilis pada tahun 2023 mendatang. Seperti apa?

Baca juga: Terminal 5 Bandara Changi Ditargetkan Rampung Tahun 2030

Direktur Jenderal Otoritas Penerbangan Sipil Singapura (CAAS) Han Kok Juan mengatakan, “Ada konsensus di antara pemerintah dan pemangku kepentingan industri di seluruh dunia bahwa ketika sektor penerbangan pulih dari pandemi Covid-19, itu tidak dapat kembali ke bisnis seperti biasa.”

“Sistem penerbangan internasional yang kita bangun kembali harus lebih berkelanjutan – pertanyaannya bukan apakah tetapi kapan dan bagaimana,” lanjutnya, seperti dikutip The Strait Times.

Dalam mewujudkan Air Hub Blueprint, Singapura membentuk semacam tim panelis yang diketuai oleh Profesor Chong Tow Chong dari Singapore University of Technology and Design. Anggotanya terdiri dari pemerintah dan swasta, seperti Direktur CAAS, CEO Changi Airport Group (CAG), CEO Singapore Airlines Group, dan lainnya.

Tak lupa, masuk dalam anggota tim panelis perwakilan dari organisasi internasional, perusahaan dirgantara dunia seperti Boeing dan Airbus, dan lembaga penelitian. Namun, tak disebutkan dengan jelas dan lengkap siapa saja anggotanya.

Tim tersebut kemudian membentuk sub tiga komite untuk mendalami keberlanjutan di bandara, maskapai, dan manajemen lalu lintas udara.

Tim panelis menargetkan pada tahun 2030 mendatang, upaya bebas emisi di industri dirgantara sudah dimulai dan pada tahun 2050 bisa memangkas emisi karbon sampai setengahnya.

Bersama Menteri Transportasi S. Iswaran, tim panelis juga sudah menyempatkan bertemu di sela-sela gelaran Singapore Airshow.

Tak hanya itu, CAAS, dalam rangka menyongsong energi hijau bebas emisi karbon atau keberlanjutan di dunia penerbangan, dikabarkan sudah menyepati kerjasama dengan CAG, Airbus, dan perusahaan gas industri Linde, untuk mengembangkan pasokan hidrogen dan infrastuktunya.

Diperkirakan, dua tahun mendatang, Bandara Changi atau Singapura pada umumnya siap melayani pesawat berbahan bakar hidrogen.

Baca juga: Daftar Maskapai Terdepan yang Gunakan Bahan Bakar Berkelanjutan, Tak Satupun dari Asia

Pada tahun 2018, IATA memprediksi bahwa jumlah penumpang yang bepergian melalui udara akan mencapai 8,2 miliar pada tahun 2037. Sebelum Covid-19 mewabah, 40,3 juta penerbangan dijadwalkan lepas landas di seluruh dunia pada tahun 2020, meskipun pada akhirnya harus turun menjadi sekitar 23,1 juta dan terbukti tetap rendah di 2021.

Saat ini, perjalanan udara disinyalir menyumbang antara 2-3 persen dari emisi karbon dunia, tetapi persentase untuk itu setara dengan 4,5 miliar perjalanan penumpang, pergerakan 64 juta metrik ton kargo dan sepertiga dari perdagangan global dunia. Di samping itu, penerbangan juga menopang 65 juta pekerjaan.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Yang Terbaru