Saturday, October 26, 2024
HomeAnalisa AngkutanMalaysia Airlines ‘Borong’ 25 Boeing 737 MAX, Ini Alasannya

Malaysia Airlines ‘Borong’ 25 Boeing 737 MAX, Ini Alasannya

Malaysia Airlines bakal mengoperasikan Boeing 737 MAX. Kepastian itu didapat setelah maskapai nasional Malaysia itu menyepakati kontrak kerjasama penyewaan jangka panjang 25 pesawat itu dengan Air Lease Corporation (ALC). Pesawat dijadwalkan dikirim secara bertahap mulai tahun 2023 sampai awal 2026.

Baca juga: Susul AS dan Cina, Malaysia Izinkan Boeing 737 MAX Kembali Terbang

Chief Executive Officer Malaysia Aviation Group, yang merupakan induk dari Malaysia Airlines, Izham Ismail, mengutarakan, efisiensi menjadi salah satu alasan maskapai mengoperasikan Boeing 737 MAX. Dengan mengoperasikan pesawat yang lebih efisien, maskapai jadi lebih leluasa mengoperasikan rute-rute domestik dan menengah, menghubungkan Malaysia dengan dunia internasional.

“Kami senang memiliki di ALC, mitra yang berkomitmen untuk menjadi bagian dari upaya masa depan kami sebagaimana diuraikan dalam Rencana Bisnis Jangka Panjang 2.0 kami (‘LTBP2.0’). 737-8 adalah kunci LTBP2.0 dengan penawaran produk unggulan dan kinerja armada yang lebih baik yang mencakup antara lain, peningkatan efisiensi bahan bakar hingga 15 persen,” katanya.

“Hal ini sejalan dengan perjalanan keberlanjutan kami, sekaligus memungkinkan MAB dengan fleksibilitas dan kelincahan yang lebih besar untuk mengimplementasikan strategi jaringan kami di masa depan,” lanjutnya seperti dikutip dari Simple Flying.

Sebetulnya, Malaysia Airlines sudah sejak tahun 2016 lalu memesan Boeing 737 MAX 8. Namun, seiring berjalan waktu, maskapai mulai kesulitan keuangan dan itu diperparah dengan adanya pandemi Covid-19, membuatnya menunda rencana pembelian pesawat tersebut.

Selain itu, alasan utama mengapa Malaysia Airlines menunda pengiriman atau pembelian Boeing 737 MAX karena pesawat itu dilarang terbang di seluruh dunia, termasuk Malaysia, usai dua kecelakaan yang melibatkan Boeing 737 MAX 8 Ethiopian Airlines pada 10 Maret 2019 dan Boeing 737 MAX Lion Air pada 29 Oktober 2018.

Barulah pada September tahun lalu, Otoritas Penerbangan Sipil Malaysia (CAAM) akhirnya mencabut larangan terbang Boeing 737 MAX. Atas keputusan ini, Malaysia bergabung dengan negara lain yang sudah lebih dahulu mengizinkan 737 MAX kembali terbang, seperti Amerika Serikat (AS), Eropa, India, dan Cina.

Ketika itu, CAAM mengaku sudah sejak lama memantau kembalinya 737 MAX ke udara serta berbagai perbaikan yang dilakukan Boeing dan Administrasi Penerbangan Federal AS (FAA). Atas dasar itu, mereka akhirnya mengizinkan Boeing 737 MAX, baik maskapai dalam negeri maupun asing, kembali terbang.

Diizinkannya Boeing 737 MAX terbang kembali di Malaysia disebut menjadi berkah tersendiri bagi maskapai nasional Negeri Jiran, Malaysia Airlines.

Saat maskapai dan lessor di seluruh dunia umumnya membatalkan atau setidaknya mengurangi pesanan pesawat Boeing 737 MAX, Malaysia Airlines justru tetap pada pendiriannya, memesan 25 jet tersebut. Pada akhirnya, ini terbukti setelah maskapai resmi menggandeng leasing ALC untuk pendaan 25 pesawat Boeing 737 MAX.

Keputusan Malaysia Airlines mengoperasikan Boeing 737 MAX dinilai sebagai langkah berani. Sebab, dua kecelakaan MAX yang merenggut 346 jiwa masih menimbulkan trauma mendalam bagi penumpang.

Meski begitu, maskapai lain yang sudah lebih dahulu mengoperasikan MAX tetap diterima oleh penumpang.

Baca juga: Ironis, Boeing 737 MAX Sudah Boleh Terbang tapi Maskapai, Pramugari, hingga Penumpang Ragu

Sejak diizinkan terbang (mendapat sertifikasi) kembali oleh Regulator Penerbangan Sipil Amerika Serikat (FAA) pada 18 November 2020 lalu, berbagai maskapai dunia ramai-ramai mulai mengatur jadwal penerbangan perdana Boeing 737 MAX.

Pada awal Februari, 737 MAX bahkan sudah berhasil mencatat 2.700 penerbangan penumpang dan 5.500 jam terbang bersama berbagai maskapai di setidaknya lima negara, meliputi Amerika Serikat (AS), Kanada, Brazil, Panama, Meksiko.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Yang Terbaru