Saturday, October 26, 2024
HomeAnalisa Angkutan35 Persen Saham Dikuasai Perusahaan Cina, Jadi Alasan TransNusa Gunakan Pesawat Cina...

35 Persen Saham Dikuasai Perusahaan Cina, Jadi Alasan TransNusa Gunakan Pesawat Cina ARJ21?

Maskapai TransNusa dipastikan segera mengoperasikan pesawat turboprop buatan Cina, ARJ21 setelah lolos sertifikasi Direktorat Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKUPPU) Kementerian Perhubungan. Begitu laporan Smart Aviation Asia-Pacific.

Baca juga: Warning Buat AS-Eropa, Pabrikan Cina COMAC ARJ21 Lulus Uji Terbang di Bandara Tertinggi di Dunia

Bila tak ada aral melintas, TransNusa segera mengoperasikan pesawat regional buatan Commercial Aircraft Corporation of China (COMAC), BUMN aviasi Cina, pada Agustus mendatang, setelah proses training pilot dan teknisi selesai.

Jika kelak beroperasi, TransNusa adalah maskapai pertama di Indonesia yang mengoperasikan pesawat tersebut, menggantikan armada ATR 42 dan 72. Tak hanya itu, TransNusa juga disebut aviacionline.com menjadi maskapai asing pertama yang mengoperasikan ARJ21.

Keputusan TransNusa menggunakan ARJ21 yang di tataran internasional belum ada yang menggunakannya, disebut-sebut tak lepas dari keterlibatan perusahaan aviasi Cina, China Aircraft Leasing Group (CALC), yang menguasai 35,68 persen saham TransNusa.

CALC sendiri merupakan sebuah perusahaan yang menawarkan berbagai macam layanan terkait pesawat, mulai dari leasing, perawatan pesawat, daur ulang pesawat tua hingga penyediaan onderdil pesawat.

COMAC ARJ21 diketahui memang sudah mendapat banyak pesanan. Tetapi, terbatas di dalam negeri Cina. Sebab, pesawat ini baru lolos sertifikasi regulator penerbangan sipil Cina.

Pada Agustus tahun 2020 lalu, COMAC ARJ21 dikabarkan berhasil melewati uji terbang di bandara sipil tertinggi di dunia, Daocheng Yading Airport, yang berada di ketinggian 4.411 meter di atas permukaan laut.

Uji terbang mencakup tes lepas landas dan pendaratan seharian penuh selama kurang lebih dua pekan. Pasca menjalani berhasil menjalani proses pengujian dengan baik, pesawat dikirim balik ke Shanghai untuk dilakukan pengecekan.

Setelah uji terbang ini, praktis, pesawat yang digadang-gadang dapat merusak pasar Boeing, Airbus, ATR, Embraer, atau bahkan Bombardier ini akan bisa melahap penerbangan komersial di rute-rute ekstrem seperti Bandara Daocheng Yading.

Tentu saja hal ini menjadi sebuah keuntungan sekaligus daya tarik terbesar maskapai untuk mengoperasikan pesawat dikarenakan Cina banyak memiliki wilayah-wilayah dengan ketinggian ekstrem.

Baca juga: Tiga Maskapai Terbesar Cina Terima Pesawat ARJ21 Besutan Pesaing Terberat Boeing dan Airbus

Juni 2020, sedikitnya tiga maskapai penerbangan terbesar di Cina, Air China, China Eastern, dan China Southern telah menerima pesawat ARJ21-700. Sebulan sebelumnya atau di bulan Mei, COMAC juga telah mengirimkan 25 jet regional ARJ21-700 ke tiga maskapai Cina lainnya, yaitu dari Chengdu Airlines, Tianjiao Airlines, dan Jiangxi Airlines.

ARJ21-700 memiliki spesifikasi yang terbilang tak terlalu mentereng. Pesawat ini bisa melesat maksimum dikecepatan 870 km per jam, jangkauan 2,200 km dan 3,700 km untuk versi ER atau extended range, mampung mengangkut 90 orang utk satu kelas atau 72 orang dalam dua kelas, dan ketinggian jelajah mencapai 11,900 meter.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Yang Terbaru