Kecelakaan bus di Bukit Bego, Padukuhan Kedungbueng, Kalurahan Wukirsari, Kapanewon Imogiri, Kabupaten Bantul, yang menewaskan 13 orang seolah menampar wajah dunia bus Indonesia, dalam hal ini tentang kekuatan bodi dan rangka bus yang melayani masyarakat.
Baca juga: Uji Guling Pada Bus, Pastikan Kabin Aman Saat Terjadi Benturan
Faktanya, di Indonesia, bus-bus yang ada, kekuatannya -baik sasis, rangka, dan bodinya- belum melewati test crash. Test crash bus di Indonesia masih menjadi hal tabu. Padahal, bus, termasuk angkutan darat lainnya, menjadi nadi dari ekosistem transportasi publik.
Direktur Utama PT SAN Putera Sejahtera (PO SAN), Kurnia Lesani Adnan, bagaimana bus dan angkutan darat lainnya tidak menjadi urat nadi jika setiap penumpang moda transportasi lainnya pasti menggunakan angkutan darat dari rumah masing-masing untuk bisa sampai ke bandara, pelabuhan, dan stasiun. Karenanya, ia menilai, angkutan darat menjadi nadi dari transportasi.
Mengingat posisinya sebagai nadi, sudah seharusnya industri angkutan darat, dalam hal ini bus, memperbaiki kualitas keamanan dan keselamatan bagi penumpang dan pengemudi. Salah satu yang umum dilakukan untuk mengukur seberapa aman bus adalah dengan melakukan test crash. Sayangnya, hal ini masih jauh panggang dari api.
Dirut yang juga Ketua Bidang Angkutan Orang DPP Organisasi Angkutan Darat (Organda) mengungkapkan, saat ini kondisinya bak telur dan ayam. Masih saling lempar handuk antara produsen sasis dan karoseri.
“Sekarang begini, kata APM (agen pemegang merek) sasis mah tidak perlu diaduin yang perlu diaduin bodi. Body builder juga begitu. Nah, kan telor ayam kan,” katanya kepada KabarPenumpang.com.
Pria yang akrab disapa Sani itu pun bercerita, ia pernah mengajak salah satu karoseri ternama untuk melakukan test crash. Namun, responnya tidak seperti yang diharapkan.
“Saya pernah sekali waktu men-challenge salah satu body builder saya bilang saya beli sasis kamu bikin bodinya, kita aduin ke tembok kita lihat impact-nya setelah itu setelah semua dilakukan sudah beres kamu perbaiki bodi itu sempurnakan lagi saya akan bayar. Se-bodoh itulah seorang Sani. Tapi saya juga ingin tau. Yaa cuma garuk-garuk kepala itu karoseri,” jelasnya.
Baca juga: Berkaca dari Kecelakaan di Tol Cipali KM150, Perlukah Ada Sekat Pembatas di Ruang Kemudi Bus?
Meski begitu, tak tak patah arang. Sani, yang juga seorang Youtuber, mengungkapkan, ia bersama Anthony, pimpinan PO Sumber Alam, telah menyepakati untuk melakukan crash test menggunakan bus yang sudah purna tugas milik keduanya.
“Insha Allah kalau tidak ada halangan temen-temen penumpang bus akan ada konten di Perpalz TV crash test. Kita adu (bus PO SAN dan bus PO Sumber Alam) kita akan lihat impactnya kita akan ulas di situ,” tutupnya.