Monday, November 25, 2024
HomeDaratKondektur Kereta Jepang Dianiaya Penumpang, JR East Hadirkan Bodycam untuk Bukti Kekerasan

Kondektur Kereta Jepang Dianiaya Penumpang, JR East Hadirkan Bodycam untuk Bukti Kekerasan

Jepang bukan hanya memiliki sisi terang yang begitu jelas terlihat di kota Tokyo dan kota besar lain dengan gegap gempitanya. Tetapi punya sisi gelap yang cukup aneh dalam budaya Negeri Sakura itu. Penasaran apa? Salah satunya adalah banyak orang diketahui sering menyerang kondektur kereta api secara mengejutkan.

Baca juga: Operator Kereta Komuter di Jepang Hadirkan Aplikasi Anti Pelecehan Seksual

KabarPenumpang.com melansir soranews24.com (28/1/2022), hasil ini didapat dari investigasi yang dilakukan oleh pihak Kementerian Pertahanan, Infrastruktur, Transportasi dan pariwisata. Di mana pada tahun 2020 lalu, ada 439 serangan fisik yang dilaporkan terhadap staf kereta api di seluruh negeri.

Meski jumlah penumpang berkurang pada puncak Covid-19, setidaknya ada satu kondektur yang diserang per hari di Jepang. Penyebab dari penyerangan itu pun tidak sepenuhnya jelas. Tetapi alkohol menjadi peran terbesar terkait penyerangan tersebut.

Padahal poster yang ada di stasiun dengan mengingatkan penumpang untuk tidak memukul staf sudah ada, ternyata hal itu tidak membantu. Maka, JR East akan membekali staf dengan bodycam mulai awal tahun fiskal berikutnya tepatnya pada April mendatang. Bodycam tersebut ditujukan paling utama bagi kondektur yang bekerja shift malam.

Nantinya kamera yang di pasang di dada tersebut diharapkan memberikan bukti yang lebih kuat dalam kasus penyerangan terhadap karyawan dan pada akhirnya menjadi pencegah. Selain itu, JR East mengatakan bahwa kamera ini dapat berguna untuk memberikan dukungan jarak jauh secara real-time selama keadaan darurat dari bentuk masalah lain pada kendaraan yang bergerak.

Pada tahun 2020, mereka melakukan eksperimen dengan umpan langsung dari kamera tubuh di kereta Shinkansen untuk memastikan efektivitasnya pada kecepatan tinggi. Komentar online menyatakan dukungan untuk gagasan tersebut, tetapi banyak yang mengangkat kekhawatiran tentang apakah privasi karyawan itu sendiri akan dilindungi jika mereka diharuskan memakai kamera sepanjang waktu saat bertugas.

“Itu ide yang bagus. Saya sering naik kereta dan terkadang melihat sekelompok staf berkerumun, hanya untuk mendengar bahwa itu ada hubungannya dengan kekerasan,” ujar seorang warganet.

“Saya pikir bagus untuk memberikan bukti tentang apa yang harus dihadapi orang-orang ini. Sangat menyedihkan bahwa ini terjadi,” kata yang lainnya.

Baca juga: Dalam Dua Hari, Tiga Kondektur Kereta di India Diserang Penumpang Tak Bertiket

Ada pula yang mengatakan, penggunaan bodycam terdengar mahal tetapi tetap harus dilakukan. Bahkan warganet lainnya menyebutkan bahwa hal itu sudah terlambat 30 tahun. Meskipun melindungi kondektur kereta api dari pemabuk yang kejam adalah penting, masalah berulang penyerang kekerasan di kereta api juga merupakan masalah besar. Sayangnya itu berarti kondektur kereta terkadang didorong ke garis depan pertahanan bersama polisi dan keamanan dalam hal keselamatan penumpang.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Yang Terbaru