Pesawat terbesar di dunia, Antonov An-225 Mriya mengalami kerusakan ringan pada landing gear sebelah kanan setelah baut yang menahan sensor patah. Hal itu terjadi lantaran pesawat yang hanya ada satu di dunia tersebut mendarat di Bandara Rzeszow, Polandia, di tengah kabut tebal.
Baca juga: Hari Ini, 33 Tahun Lalu, Pesawat Kargo Terbesar di Dunia Antonov An-225 Mriya Terbang Perdana
Mendarat di tengah kabut tebal memang diperbolehkan seiring adanya teknologi Instrument Landing Systems (ILS). Meski begitu, pesawat tetap diimbau tak mengudara atau tak mendarat di tengah kabut tebal, utamanya saat pesawat tiba di bandara dimana pandangan pilot benar-benar tergantung dari kaca depan pesawat.
Dalam kondisi tersebut, pilot harus benar-benar jeli untuk menghindari tabrakan dengan kendaraan lain yang berada di lintasan, seperti pesawat lain atau pun mobil caddy.
Pernyataan itu dipertegas oleh juru bicara National Air Traffic Services (Nats), Richard Wright. “Ini bukanlah masalah pengendali lalu lintas udara, namun lebih kepada masalah saat mereka menyentuh landas pacu,” ujar orang yang juga memantau lalu lintas udara di sekitaran Inggris.
“Pesawat-pesawat tersebut membutuhkan ruang lebih ketika mereka sudah berada di landas pacu agar menghindari benturan dengan kendaraan lain,” tambah Richard.
Richard mengatakan alangkah baiknya jika pihak pengelola bandara mengosongkan landas pacu dan mensterilkannya sebelum pesawat lain mendarat. Tentu ini merujuk pada low visibility procedures yang mengatakan setiap pesawat yang mendarat di suatu bandara harus dipisahkan satu sama lain sejauh enam mil atau setara dengan 9,7 meter.
Awesome landing through the fog of an An-225 in RZE, Poland
— AviationLoft (@AviationLoft) January 9, 2022
🎥 Maciej Skop pic.twitter.com/VMN7l9OWsV
Meski begitu, pendaratan Antonov An-225 Mriya beberapa hari lalu tetap berjalan dengan mulus tanpa insiden apapun, kecuali kerusakan pada landing gear-nya.
Dalam sebuah pernyataan, Antonov menjelaskan, “Pada 9 Januari 2022, saat pesawat AN-225 mendarat di Bandara Rzeszów, Polandia, pada penyangga roda pendarat utama kanan, baut yang menahan sensor posisi roda pendarat ‘flight-ground’ rusak.”
“Kerusakan yang terdeteksi tidak mempengaruhi keselamatan penerbangan dan pendaratan pesawat. Setelah penggantian baut yang rusak, pesawat akan beroperasi penuh. An-225 akan melanjutkan penerbangan komersialnya.”
Baca juga: Selain Antonov An-225 Mriya, Ilyushin Il-62 Pernah Jadi Pesawat Terbesar di Dunia Buatan Soviet
Dari data Radarbox.com, Antonov An-225 Mriya diketahui cukup sibuk belakangan ingin. Bulan Desember bahkan tercatat sebagai waktu tersibuknya sepanjang tahun 2021 dengan mencatat total 22 penerbangan dan 123 jam terbang.
Pesawat terbesar di dunia itu mengangkut kargo jumbo dari dan ke 16 kota di 16 negara, mulai dari Almaty, Tianjin, Istanbul, Leipzig, dan lain sebagainya.