Saturday, October 26, 2024
HomeBus AKAPDouble Glass Pernah Jadi Primadona, Kini Single Glass Kembali Masuki Pasar Bus

Double Glass Pernah Jadi Primadona, Kini Single Glass Kembali Masuki Pasar Bus

Beberapa tahun belakangan ini, bus dengan model kaca depan “double glass” atau yang sering disebut menggunakan ‘bando’ atau ‘topi’ memang menjadi primadona di dunia bus dalam negeri. Model ini lalu laris manis di pasaran dan semua karoseri membuat model yang serupa, yakni kaca depan berbando.

Baca juga: Ini Perbedaan Bus Single Glass dan Double Glass yang Digunakan Karoseri di Indonesia

Bahkan penumpang pun lebih menganggap bus dengan kaca depan tanpa bando/atau topi adalah bus lawas yang ketinggalan jaman. Bahkan bus dengan bando ini banyak dipilih oleh dunia bus pariwisata. Untuk tren bus double glass di Indonesia sendiri mulai ramai sekitar tahun 2015, diinisiasi oleh Karoser asal Malang, Jawa Timur yakni Adiputro.

Karoseri ini merilis model bus besar dengan kaca dobel yang modelnya disebut Jetbus2+ SHD. Dilanjut dengan karoseri asal Ungaran, Jawa Tengah yang merilis model kaca depan double yakni Legacy SR2 XHD Prime dan Legacy SR2 HD Prime. Lalu model bus kaca depan double glass lanjut dibuat oleh karoseri lain seperti Morodadi Prima, Tentrem, dan juga karoseri lainnya. Hal ini tentu mengikuti permintaan konsumen.

Model bus berkaca depan double glass memang bisa dikatakan menambah daya tarik tersendiri bagi sebuah perusahaan otobus, modelan ini dibilang kekinian sehingga penumpang lebih menyukai model double glass ini. Sayangnya, mulai ada nada sumbang tentang model double glass ini. Bando sekat pemisah kaca depan justru dianggap mengganggu pandangan baik bagi driver maupun untuk penumpang.

Memang terlihat keren dan gagah melihat bus dengan kaca depan double, yang bahkan terlihat seperti bus double decker atau bus tingkat. Barulah ketika penumpang memasuki kabin bus, rasa kurang nyaman bakal dirasakan. Terlebih mereka yang duduk di kursi paling depan.

Hal ini tentu dikarenakan bando atau sekat kaca depan yang lebar mengganggu pandangan penumpang. Penumpang harus menunduk dahulu ketika ingin melihat objek yang berada di depan bus.

Baca juga: Tri Sakti Jadi Karoseri Anak Bangsa Pertama yang Bangun Bus Tingkat

Berangkat dari hal ini, beberapa karoseri melakukan perubahan pada ‘bando’ bus double glass rilisan mereka. Dimana bando atau topi dibuat menjadi semakin tipis sehingga visibilitas baik driver juga penumpang menjadi tidak begitu terganggu. (Senna Aditiya – Penggemar Bus)

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Yang Terbaru