Proyek MRT Jakarta fase 2A dengan paket kontrak atau CP203 dari Glodok ke kota sudah mulai dilakukan pembangunan. Uniknya, ditemukan rel trem bersejarah yang sudaj ada sejak masa Kolonial Hindia Belanda. Jalur trem itu rencananya akan dievakuasi sebelum diambil keputusan akan tindak lanjut pemanfaatannya. Junus Satrio Atmodjo seorang arkeoloh mengatakan, rel trem tersebut harus segera dipindahkan atau dilindungi.
Baca juga: Sebelas Cagar Budaya Akan Dilintasi MRT Jakarta Fase 2
“Kalau dibiarkan saja malah tambah rusak karena pembangunan MRT Jakarta. Jadi bagaimana kita melindungi temuan penting ini itu dengan cara dicopot, dipindah sementara sampai sudah selesai MRT baru dikembalikan. Tapi bagaimana mengembalikannya itu belum diputuskan, karena prematur kalau kita bicara pengembalian sekarang sementara proses pelepasannya sedang berlangsung,“ ujar Junus dalam forum jurnalis virtual MRT Jakarta, Rabu (29/12/2021).
Junus mengungkapkan bahwa ada kemungkinan rel trem tersebut akan dikembalikan ke lokasi semula. Dia juga mengungkapkan ada keinginan kalau sebagian dari trem akan dibawa ke Universitas Indonesia. Menurut Junus, trem tersebut bila diletakkan di UI bisa digunakan untuk pembelajaran bagaimana mengkonservasi dan memaknai cagar budaya di era masa kini.
“Contoh-contoh semacam ini bagus untuk ke pendidikan ke depan karena arkeolog masa depan ini tantangannya beda dengan zaman-zaman saya. Zaman saya ngomong candi, ngomong masjid, kuburan. Sekarang bicara bangunan stadion, rel kereta, gorong-gorong yang dulu kita tidak pernah dapat,” ujar Junus.
Nantinya dengan diletakkan di UI, maka rel trem ini akan menjadi peringatan bahwa ke depan tantangan arkeologi itu akan lebih komplek. Selain itu Junus juga berharap ini bisa dipamerkan di area Stasiun MRT Jakarta. Sehingga masyarakat juga bisa mengetahui keberadaan trem di Jakarta secara nyata.
“Sebagian akan dipamerkan itu nanti di Stasiun MRT di kota ini ada seperti museum atau corner something yang akan memunculkan hasil temuan-temuan arkeologi ketika masa pembangunan. Jadi itu akan menjadi bagian dari informasi kepada publik di mana mungkin satu atau dua batang rel apakah dipamerkan di situ,” ujar Junus.
Sebelumnya, Junus juga menegaskan trem yang ditemukan menjadi warisan budaya yang berharga sehingga harus dijaga dengan baik. Memang tidak menutup kemungkinan trem tersebut akan dipindah atau disimpan. Untuk diketahui, masih ada waktu empat tahun atau target pembangunan MRT Jakarta di Fase 2 tersebut sebelum memutuskan pemanfaatan trem yang ditemukan.
Trem tersebut untuk sementara akan disimpan oleh Perum Perusahaan Pengangkutan Djakarta (PPD).
“Apa yang kita akan lakukan setelah itu (trem ditemukan) masih sangat terbuka, masih ada waktu empat tahun untuk kita membahas. Kalau akan kita pugar bagaimana cara mempugarnya akan kita sampaikan ke publik, itu waktunya masih banyak,” kata Junus saat Forum Jurnalis MRT Jakarta, Senin (27/12).
Baca juga: Daerah Cagar Budaya di Sepanjang Jalur Fase 2, Jadi Tantangan Tersendiri Bagi MRT Jakarta
“Sementara di lokasi PPD karena pemiliknya adalah PPD. Nanti dari situ akan kita konservasi dan ya kita putuskan setelah ini apa yang akan kita lakukan,” tambahnya.