Sebuah startup di Singapura meluncurkan aplikasi pemesanan yang terbilang unik, yaitu pemesanan untuk penumpang, tapi ini bukan penumpang biasa, melainkan pemesana minibus untuk mengangkut pekerja migran.
Baca juga: Kejar Efisiensi, Startup Asal Israel Kembangkan Pengelolaan Bus Berbasis “On-demand”
Kehadiran aplikasi ini diharapkan dapat memberikan alternatif minibus yang masih digunakan banyak perusahaan untuk mengangkut pekerja. Dilansir KabarPenumpang.com dari channelnewsasia.com (19/11/2021), aplikasi pemesanan minibus untuk angkutan pekerja imigran hadir karena awal tahun ini, kecelakaan yang melibatkan truk pengangkut kerja migran kembali menghadirkan perdebatan terkait keamanan transportasi itu. Namun perusahaan lokal, terutama usaha kecil dan menengah (UKM), telah berulang kali mengatakan bahwa biaya menyewa bus untuk pekerja itu mahal.
Jean Christophe Li, pendiri Aespada, mengatakan bahwa layanan minibus aplikasi bertujuan untuk melayani perusahaan tersebut.
“Ini telah menjadi masalah selama satu dekade, dimana banyak para pekerja yang bepergian dengan truk seperti ternak. Terutama, dalam beberapa minggu terakhir, hujan turun hampir setiap hari, Anda dapat melihat para pekerja mencoba berlindung di bawah kantong sampah. Apa yang kami tawarkan adalah opsi alternatif langsung bagi perusahaan di luar sana yang ingin menyediakan transportasi yang lebih baik dan lebih aman bagi pekerja mereka,” ujar Li.
Sementara perusahaan besar dengan lusinan atau ratusan pekerja mampu menyewa bus yang menampung sekitar 45 penumpang, ini tidak praktis bagi banyak kontraktor dan subkontraktor, yang melakukan perjalanan ad hoc dengan hanya selusin atau lebih sedikit pekerja setiap kali. Aplikasi Aespada yang diluncurkan tahun lalu, awalnya menghubungkan perusahaan ke jaringan kendaraan berat termasuk truk dan derek truk.
Bulan ini, ia menambahkan armada minibus ke platformnya, aplikasi ini dapat diakses 24/7 untuk memesan perjalanan ad hoc atau terjadwal untuk mengangkut pekerja mereka di sekitar wilayah Singapura. Bus dapat membawa 7 hingga 13 pekerja dan setiap perjalanan dihargai S$55 hingga S$65, tergantung pada jumlah pekerja.
Li mengatakan sekitar 25 perusahaan telah mendaftar sejauh ini, dan ada pertanyaan untuk perjalanan reguler jangka panjang serta untuk layanan ad hoc “sesuai permintaan”.
Saat ini ada 235 unit bus yang berkomitmen untuk bergabung dengan platform Aespeda dan onboarding akan berlangsung selama tiga bulan ke depan karena permintaan meningkat. Meskipun perusahaan tidak memiliki kendaraan, ia “mengkonsolidasikan” penyedia transportasi ukuran kecil dan menengah di platformnya untuk pemesanan, mirip dengan apa yang dilakukan Grab pada mobil sewaan pribadi.
Baca juga: IATA Kembangkan Aplikasi Seluler untuk Bantu Perjalanan di Masa Pandemi
Terence Lum, direktur eksekutif di Loh & Sons Paint Co, telah terdaftar di platform dan berharap dapat mengatasi beberapa masalah keamanan yang dimiliki perusahaan.
Dia pikir aplikasi itu akan berguna secara ad hoc ketika perusahaan perlu mengangkut pekerja ke lokasi kerja yang berbeda.
“Layanan seperti itu mungkin dapat menawarkan sarana transportasi yang lebih aman dan pada saat yang sama dapat menjaga biaya operasional tetap terkalibrasi,” katanya.