Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA) mengatakan harga bahan bakar jet (Avtur) terus meningkat dalam beberapa pekan terakhir sebesar 70 persen sejak awal 2021. Ini tentu semakin mempersulit airlines dalam upaya memperbaiki kinerja keuangan usai dihantam pandemi Corona. Bila tak ada perubahan, bukan tak mungkin harga tiket pesawat akan melonjak mengikuti harga Avtur.
Baca juga: Mengenal Dua Jenis Bahan Bakar Pesawat: Avgas Vs Avtur, Apa Bedanya?
Harga Avtur, lanjut IATA, terus naik lantaran perekonomian global mulai pulih. Di saat yang bersamaan pasokan minyak global tetap stagnan karena kegagalan OPEC meningkatkan produksi.
Pada awal November, paparan dari asosiasi yang menaungi 290 maskapai internasional ini dalam gelaran Airlines Financial Monitor, harga Avtur sudah menginjak 70 persen lebih tinggi dibanding awal tahun.
“Harga bahan bakar jet bulanan dan harga minyak mentah Brent terus naik lebih tinggi dalam beberapa pekan terakhir, dan saat ini jauh di atas level sebelum krisis 2019,” jelasnya.
“Pada awal November, harga bahan bakar jet per barel berada di US$96,1,+70% year-to-date. Kenaikan harga telah didorong oleh pulihnya permintaan dengan cepat karena pasar dibuka kembali di seluruh dunia dan aktivitas ekonomi dimulai kembali. Sementara itu, pasokan tetap ketat karena peningkatan produksi OPEC+ berjalan lambat,” tambahnya.
“Banyak maskapai penerbangan telah menyuarakan keprihatinan tentang dampak kenaikan biaya bahan bakar -item biaya operasi terbesar maskapai- pada pemulihan keuangan mereka. Q4 cenderung menjadi kuartal yang lebih lemah secara musiman untuk pendapatan penumpang maskapai sehingga kenaikan harga bahan bakar merupakan tantangan yang tidak diinginkan,” terangnya, seperti dikutip dari Punch.
Kenaikan harga Avtur tentu sangat disayangkan. Sebab, maskapai global di kuartal III 2021 ini rata-rata sedang tumbuh dibanding kuartal II. Dari 27 sampel maskapai, margin EBIT atau margin pendapatan sebelum bunga dan pajak di seluruh industri meningkat menjadi -2 persen dari pendapatan di kuartal III.
Menurut IATA, pendapatan penumpang telah menurun sebesar 34 persen pada Q3 2021 dibandingkan dengan sebelum krisis Q3 2019, sementara pendapatan kargo telah meningkat sebesar 65 persen selama periode yang sama di tengah meningkatnya permintaan kargo.
Kenaikan Avtur terhadap kenaikan harga tiket memang berbanding lurus. Eks Ketua Indonesia Nasional Air Carrier Asociation (INACA) Ari Askhara, pernah buka-bukaan soal ini.
Baca juga: Campur Biofuel dan Avtur, United Airlines Sukses Layani Penerbangan Trans-Atlantik Terlama!
“Biaya pengeluaran sebuah maskapai didominasi untuk pembelian bahan bakar. Komposisinya itu untuk fuel itu 40 sampai 45 persen di biaya operasional kita (airlines),” ujarnya pada (15/1/2019).
Air yang eks Direktur Utama Garuda Indonesia itu menambahkan, selain avtur komposisi terbesarnya adalah biaya leasing pesawat. Setelah itu, ada biaya perawatan pesawat dan gaji pegawai. “Struktur cost, itu banyak variabel, itu tergantung volatilitas kondisi market internasional karena pembayaran dalam bentuk dolar AS,” katanya.