Air New Zealand menyepakati kerjasama dengan Airbus terkait penelitian dan pengembangan pesawat bertenaga hidrogen. Ini dilakukan untuk mencapai tujuan emisi nol persen atau bebas karbondioksida maskapai pada tahun 2050 mendatang.
Baca juga: Airbus Mulai Kerjakan Tangki Bahan Bakar Hidrogen Pesawat, Boeing Panas-Dingin
“Perjanjian ini membawa kami selangkah lebih dekat ke komitmen emisi nol persen kami pada tahun 2050 dan untuk mewujudkan aspirasi kami untuk menerapkan solusi rendah karbon untuk penerbangan domestik dan regional kami yang lebih pendek dalam dekade berikutnya,” kata CEO Air New Zealand Greg Foran.
“Selandia Baru memiliki peluang unik untuk menjadi pemimpin dunia dalam penerapan pesawat bebas emisi, mengingat komitmen negara tersebut terhadap energi terbarukan yang dapat digunakan untuk menghasilkan hidrogen ramah lingkungan dan jaringan udara regional kami yang sangat terhubung,” lanjutnya, seperti dikutip dari Simple Flying.
Pesawat regional atau turboprop bertenaga hidrogen Air Ne Zealand rencananya akan diplot melayani rute domestik jarak pendek, semisal penerbangan trans-Tasman ke Australia, menggantikan armada turboprop yang ada saat ini.
Sebelum ini, Airbus memang sedang mengembangkan pesawat bertenaga hidrogen dan salah satunya pesawat turboprop.
Pesawat berkapasitas hingga 100 penumpang ini menggunakan mesin turboprop sebagai pengganti turbofan, dan juga didukung oleh pembakaran hidrogen dalam mesin turbin gas yang telah dimodifikasi dan mampu melakukan perjalanan lebih dari 1.852 km lebih. Hal ini menjadikannya pilihan untuk penerbangan jarak pendek.
Selain itu, ada dua pesawat bertenaga hidrogen lainnya yang tengah dikembangkan Airbus; turbofan (kapasitas 120-200 penumpang) dan pesawat dengan desain sayap-lebur atau blended-wing body (kapasitas hingga 100 penumpang). Ketiga itu ditargetkan bisa tersedia di pasaran mulai 2035 mendatang.
“Perjanjian dengan Air New Zealand ini akan memberi kami wawasan penting tentang bagaimana kami dapat menempatkan pesawat tanpa emisi (ramah lingkungan) ke dalam layanan,” ujar Presiden Airbus Asia-Pasifik Anand Stanley.
“Studi bersama akan memungkinkan kami untuk mendapatkan umpan balik yang sangat berharga tentang apa yang diharapkan maskapai penerbangan dan preferensi mereka dalam hal konfigurasi dan kinerja,” tambahnya.
Dalam kerjasama yang akan berlangsung selama dua tahun ke depan tersebut, Air New Zealand akan menganalisis dampak pesawat bertenaga hidrogen terhadap jaringan, operasi, dan infrastrukturnya.
Baca juga: Inilah Tiga Konsep Pesawat Bertenaga Hidrogen Airbus, Beroperasi Penuh Mulai 2035
Sedangkan Airbus, mereka akan berbagi kinerja pesawat yang diharapkan dan karakteristik operasi darat untuk mendukung tujuan dekarbonisasi serta bebas emisi Air New Zealand pada 2050.
Menarik ditunggu, di penghujung nota kesepahaman (MoU) antara Airbus dan Air New Zeland, akankah prototipe pesawat turboprop bertenaga hidrogen Airbus sudah bisa wara-wiri di langit Selandia Baru?