Amerika Serikat (AS) resmi pergi dari Afghanistan setelah Mayor Jenderal (Mayjen) Chris Donahue, warga negara AS sekaligus tentara terakhir yang berada di Bandara Kabul, meninggalkan Afghanistan menggunakan pesawat Boeing C-17 Globemaster, Senin malam jelang dini hari. Setelah sehari sunyi, Bandara Kabul akhirnya kedatangan pesawat dari jenis yang sama.
Baca juga: Amerika Serikat Pergi dari Afghanistan, Taliban Minta Turki Operasikan Bandara Kabul
Dari tayangan video yang dibagikan wartawan Middle East Eye melalui laman Twitternya, Boeing C-17 Globemaster yang mendarat di Bandara Kabul Rabu, 1 September 2021 kemarin, bukan datang dari AS, melainkan dari Qatar Airways.
Sejatinya, pesawat tersebut bukanlah pesawat milik maskapai Qatar Airways. Tetapi, milik Angkatan Udara Qatar yang karena berbagai hal menggunakan livery maskapai nasional Qatar tersebut.
Here is the footage that shows the Qatari jet in Kabul airport.
— Ragıp Soylu (@ragipsoylu) September 1, 2021
First landing since the US withdrawal
pic.twitter.com/mYsgWitTj7
Dikutip dari topwar.ru, sejak tentara AS pergi meninggalkan Afghanistan, Taliban memang menggandeng sejumlah negara, seperti Qatar, Turki, dan Cina, untuk membangun kembali negara yang disebut kaya cadangan mineral itu.
Karenanya, tidak heran bila pesawat Boeing C-17 Globemaster livery Qatar Airway milik Angkatan Udara Qatar itu bisa mendarat di sana. Lebih lanjut, berbagai ahli seperti konstruksi, sipil, dan kebandarudaraan dari Qatar sudah tiba di Afghanistan dengan menumpangi pesawat itu.
Baca juga: Ternyata Ini Alasan C-17 Globemaster Angkatan Udara Qatar Pakai Livery Qatar Airways
Mereka ditugaskan untuk membangun kembali Bandara Internasional Hamid Karzai tersebut, yang notabene menjadi gerbang keluar masuknya orang dan barang dari Afghanistan.
Selama bertugas, tenaga ahli dari Qatar akan dijaga ketat oleh pasukan khusus Taliban “Badri 313”. Pasukan khusus yang memiliki persenjataan lengkap tersebut, saat ini, menjadi pemegang otoritas Bandara Kabul untuk sementara, menjaga seluruh pos pemeriksaan dan skrining bandara.
Sebelum diambil alih oleh pasukan khusus Badri 313, Taliban disebut sempat meminta Turki untuk mengoperasikan bandara, termasuk keamanannya. Hal itu dikonfirmasi langsung oleh Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Jumat pekan lalu.
“Taliban meminta agar kami mengoperasikan Bandara Kabul. Kami belum membuat keputusan tentang masalah ini,” ujarnya seperti dilaporkan kantor berita Anadolu.
Baca juga: Jadi Ikon Evakuasi Warga di Afghanistan, Boeing C-17 Globemaster Dijuluki ‘Rusa Besar’! Ini Alasannya
Meski Taliban sudah berkuasa penuh dan AS sudah pergi, tetapi, media-media barat menyebut situasi keamanan di Afghanistan masih rawan teror. Apalagi di wilayah bandara.
Sumber-sumber lain juga menyebut, di saat tentara AS dan sekutu pergi, tentara Inggris masih bertahan di sana. Tujuannya, untuk membalas serangan bom bunuh diri beberapa hari lalu yang menewaskan pasukan elite Inggris, SAS.