Pesawat mata-mata Amerika Serikat (AS) RC-135W Rivet Joint dikonfirmasi telah beroperasi di sekitar langit Bandara Internasonal Kabul sejak Selasa lalu. Tak begitu jelas misi apa yang diemban pesawat tersebut.
Baca juga: Teka-teki Dibalik Sistem Pertahanan Udara di Bandara Kabul Afghanistan
Sejak 15 Agustus lalu, situasi di Bandara Internasional Hamid Karzai memang mencekam. Warga Afghanistan panik dan berbondong-bondong menyerbu bandara, semata untuk ikut penerbangan evakuasi yang digelar oleh militer berbagai negara, seperti AS, Turki, India, dan lain sebagainya.
Tentu, masing-masing negara sudah mempunyai daftar siapa saja yang boleh ikut dalam penerbangan evakuasi.
Adapun mereka yang tak terdaftar pastinya akan dilarang ikut. Bila coba merangsek masuk, militer yang bertugas tak segan untuk menembak mati. Sejauh ini dilaporkan ada beberapa korban meninggal akibat percobaan merangsek masuk kabin pesawat evakuasi.
Kejadian itu tentu makin menambah kepanikan warga. Apalagi, Taliban diyakini bakal membunuh semua warga dan keluarganya yang bersekutu dengan AS selama 20 tahun terakhir. Meski begitu, selama warga Afghanistan tetap berada di bandara, mereka sebetulnya aman.
Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, sendiri mengancam akan memberangus Taliban andai berani menyerang bandara atau mengganggu kepentingan AS dalam mengevakuasi warganya, diplomat, dan warga negara Afghanistan yang bersekutu dengannya.
Meski proses evakuasi sudah dilakukan sejak hari Ahad lalu, tetapi, belakangan AS dilaporkan justru memperluas area evakuasi dan meningkatkan keamanan bandara serta mengirim bala bantuan untuk memperlancar proses evakuasi. Salah satunya dengan mengerahkan pesawat pengintai.
Dilansir dari The Drive, pesawat RC-135W Rivet Joint diketahui memiliki berbagai kemampuan andal dalam misi mata-mata. Pesawat dengan callsign Python 52 diketahui mampu menjalankan tugas pengawasan, pengintaian, pengumpul sinyal, dan lainnya. Yang unik, RC-135W berbekal peralatan canggih, namun fuselage-nya mengadopsi desain pesawat lama, yaitu berasal dari keturunan Boeing 707, pesawat narrow body jarak jauh yang legendaris.
Pesawat ini secara teratur digunakan untuk mencuri informasi tentang peta kekuatan lawan dari berbagai jenis pemancar semisal radar dan radio untuk mendukung tim di darat.
Setiap transmisi apapun dalam radius yang cukup luas bisa ditangkap berbagai sensor yang ada di pesawat. Kru kemudian langsung mengkalibrasi itu dan informasinya akan dilaporkan ke tim udara dan darat.
Baca juga: Mengenal Sidewall Seats, Kursi C-17 Globemaster yang ‘Hilang’ Saat Evakuasi Warga di Afghanistan
Selain mengirim pesawat mata-mata, AS juga terlacak mengirim helikopter milik elit Angkatan Darat AS ke-160 Resimen Penerbangan Operasi Khusus (SOAR).
AS juga pada Selasa lalu tengah mempertimbangankan pengiriman elemen komando dan kontrol dari Divisi Lintas Udara ke-82 Angkatan Darat untuk membantu mengawasi operasi di bandara.