Dalam beberapa hari terakhir, foto dan video kerumunan masyarakat di Bandara Kabul berseliweran di jagat dunia maya. Bahkan, saking banyaknya masyarakat yang memenuhi bandara dan mengiringi pesawat, korban tewas akibat terlindas pesawat pun berjatuhan.
Baca juga: Kabul Dikuasai Taliban, Warga dan WNA Tak Bisa Kabur Lewat Bandara Kabul?
Tak hanya itu, masyarakat bahkan berdesakan masuk ke dalam pesawat komersial maupun militer. Bagi yang tak kedapatan tempat di kabin, mereka bahkan bergelayutan di landing gear. Semua upaya dilakukan semata untuk keluar dari Afghanistan, yang notabene sudah dikuasai kembali oleh Taliban.
Sebelum mulai ricuh pada 15 Agustus lalu, penerbangan komersial masih berjalan sekalipun tensi politik sudah menegang, dimana Taliban mulai merangsek masuk ke ibu kota Afghanistan, Kabul.
Ketika itu, operasional satu-satunya pintu keluar masuk Afghanistan tersebut masih berada di bawah otoritas negara itu. Tetapi, setelah Taliban menguasai Afghanistan dan menduduki istana kepresidenan, barulah Amerika Serikat (AS) mengambil alih operasional bandara dan melarang seluruh penerbangan komersial.
Celakanya, sebelum bandara ditutup dari aktivitas komersial, pesawat-pesawat yang sempat mendarat di Bandara Internasional Hamid Karzai masih nyaman di apron. Jadilah sampai saat ini pesawat-pesawat tersebut terjebak dan pada akhirnya diserbu serta dipenuhi penumpang tanpa tiket yang ingin melarikan diri.
Catatan FlightRadar24.com, setidaknya ada tujuh pesawat komersial yang di-grounded di Bandara Kabul sampai saat ini dan tidak jelas kapan diizinkan terbang kembali.
Tujuh pesawat itu diketahui dimiliki oleh tiga maskapai Afghanistan, dua flag carrier, Ariana Afghan Airlines dan Bakhtar Afghan Airlines, serta satu maskapai swasta, Kam Air.
Kam Air tercatat menjadi pemilik pesawat terbanyak yang terjebak di Bandara Kabul dengan tiga armada; satu Airbus A340 yang teregistrasi sebagai YA-KMH dan dua 737-300 (YA-KMJ dan YA-KML).
Pesawat lainnya yaitu satu Airbus A310 (YA-CAV) dan dua 737-400 (YA-PIC dan YA-PID) milik Ariana Afghan Airlines dan satu Boeing 737-500 (YA-FGA) milik Bakhtar Afghan Airlines.
Adapun pesawat-pesawat lain dari berbagai maskapai yang juga terbang reguler ke Bandara Kabul, seperti Safi Airways, Pamir Airways, Air India, East Horizon Airlines, Emirates, Silk Way Airlines, Turkish Airlines, dan Spicejet sudah lebih dahulu meninggalkan bandara sebelum situasi chaos.
Sampai saat ini, pesawat tersebut dipastikan masih akan terkatung-katung karena AS, selaku pemegang otoritas Bandara Kabul saat ini, masih memfokuskan bandara untuk penerbangan evakuasi.
Baca juga: Inilah Ariana Afghan Airlines, Maskapai Nasional Afghanistan yang Viral Gegara Taliban
Presiden AS, Joe Biden, bahkan mengancam akan memberangus Taliban andai berani mengganggu kepentingan AS dalam mengevakuasi warganya, diplomat, dan warga negara Afghanistan yang bersekutu dengannya selama 20 tahun operasi di negara itu.
Saking tingginya aktivitas evakuasi warga negara AS, warga negara Afghanistan yang tak diundang pun turut menyerbu pesawat C-17 Globemaster Angkatan Udara AS saat hendak lepas landas. Saking banyaknya masyarakat yang mengiringi, laporan terbaru menyebut setidaknya tiga orang tewas terlindas roda pesawat saat lepas landas.