Hampir semua negara di Asia seperti Indonesia, Cina dan Jepang memiliki jalur kereta api sejak pertengahan abad ke-19. Namun Korea Selatan baru muncul di akhir abad ke-19, yakni kereta api Seoul dan Jemulpo yang mana tidak banyak yang dipublikasi dalam bahasa Inggris meski dimulai sebagai perusahaan Amerika Serikat.
Baca juga: Kim Jong Un Mulai Membuka Diri, Jalur Kereta Trans Siberia Diharapkan Bisa Berakhir di Seoul
Dirangkum KabarPenumpang.com dari koreatimes.co.kr, sebuah buku baru oleh Patrick R. O’Donnell dengan judul “Seoul & Chemulpo Railroad: The First Railroad of Korea,” menceritakan kehadiran kereta pertama di Korea Selatan. Dalam buku ini memberikan banyak foto yang tidak diterbitkan atau jarang terlihat dari pembangunan rel kereta api dan orang-orang yang bertanggung jawab untuk membangunnya.
Buku setebal 331 halaman ini dibagi menjadi delapan bab dan tujuh lampiran. Tiga bab pertama didedikasikan untuk sejarah umum Korea termasuk yang membahas pembunuhan Ratu Korea. Dua bab berikutnya menjelaskan konstruksi rel kereta api dan akuisisi selanjutnya oleh kepentingan Jepang. Bab-bab ini diisi dengan informasi menarik dan anekdot termasuk asal mula Hari Kereta Nasional Korea 18 September.
Menurut O’Donnell, pada pagi hari tanggal 18 September 1899, sebuah kereta api khusus dikirim ke Yeongdeungpo untuk menjemput pejabat Korea dan asing yang diundang dan mengangkut mereka ke upacara pembukaan kereta api di Jemulpo (sekarang bagian dari Incheon). Setibanya di Jemulpo kereta disambut oleh banyak orang Jepang, Korea dan lainnya.
Menteri Luar Negeri Korea, Hayashi, Menteri Jepang Adachi, diidentifikasi sebagai kepala manajer dan insinyur kereta apimenyatakan bahwa jalur tersebut telah dimulai oleh Amerika dan sedang diselesaikan oleh Jepang. Ada pula pernyataan harapan bahwa kereta api akan memberikan ikatan persatuan di antara semua negara yang berkepentingan Setelah demonstrasi oleh pegulat Jepang dan susunan yang rumit.
Pada perjalanan perdana tersebut ada enam gerbong kereta yang diproduksi di Amerika Serikat. Kelas satu dan dua ada di gerbong sama dan kelas tiga berada di gerbong terpisah dengan akomodasi yang lebih sederhana. Ini terbukti dari foto-foto O’Donnell, acara ini berlangsung cukup meriah dan cukup sukses.
O’Donnell menggunakan sejumlah besar sumber untuk enam bab pertama ini terutama artikel dari surat kabar dan majalah berbahasa Inggris yang diterbitkan di Korea dan Jepang, artikel dari jurnal perkeretaapian dan pertambangan yang diterbitkan di Amerika Serikat dan laporan diplomatik dari perwakilan Amerika dan Inggris .
Bab tujuh, adalah bagian paling menarik dari buku ini, dengan halaman demi halaman dihiasi gambar-gambar indah dari koleksi O’Donnell. Menurutnya, foto-fotonya berasal dari album yang disusun pada tahun 1901 oleh Mr. T. Adachi, manajer kereta api Jepang, dan diberikan kepada Baldwin Locomotive Works sebagai hadiah penghargaan.
Selain koleksinya sendiri, O’Donnell menyertakan gambar dari Terry Bennett pendiri dan pemilik Old Asia Photography dan dari Lusia I-A Park Foundation. Dikatakan bahwa sebuah gambar bernilai seribu kata, tetapi saya membutuhkan lebih dari itu untuk menggambarkannya. Sementara kebanyakan dari mereka berhubungan dengan kereta api, ada juga yang menggambarkan kehidupan sehari-hari di Seoul dan Jemulpo.