Monday, November 25, 2024
HomeDaratJumlah Penumpang Turun Drastis Selama PPKM, MRT Jakarta Genjot Pendapatan Non Fare...

Jumlah Penumpang Turun Drastis Selama PPKM, MRT Jakarta Genjot Pendapatan Non Fare Box

Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berdampak pada moda transportasi di Jakarta, salah satunya pada layanan komuter MRT Jakarta yang sejak awal Juli penumpangnya turun hingga 80 persen. Apalagi setiap penumpang harus menunjukkan Surat Tanda Registrasi Pekerja (STRP) sebelum masuk ke stasiun sebagai salah satu syarat perjalanan.

Baca juga: Mulai Hari ini, Penumpang TransJakarta dan MRT Jakarta Wajib Tunjukkan STRP Sebelum Melakukan Perjalanan

Meski begitu direktur utama PT MRT Jakarta William Sabandar mengatakan, on time performance atau OTP 100 persen dengan 1-25 Juli ada 4099 perjalanan tanpa penundaan atau pembatalan. Selain itu, William mengatakan, setelah pemberlakuan STRP jumlah penumpang turun menjadi 3839 orang per hari.

“Kebijakan STRP ini sangat efektif. Kami juga sudah melakukan penutupan sementara beberapa entrance dan stasiun untuk mendukung PPKM,” jelas William dalam forum jurnalis, Jumat (30/7/2021).

William menambahkan, entrance dan stasiun yang ditutup ada Stasiun MRT Haji Nawi, Stasiun ASEAN dan Stasiun Setiabudi Astra. Tak hanya itu, MRT Jakarta juga melakukan perubahan waktu operasional berdasarkan kebijakan PPKM Level 4.

Pada hari biasa, MRT Jakarta akan beroperasi mulai pukul 06.00-20.30 dengan headway sepuluh menit dan weekend pukul 06-20.00 dengan headway flat 20 menit. Di masa pandemi ini, William mengatakan, target penumpang yang sebelumnya tidak akan tercapai dan pendapatan fare box pun menurun.

Namun, dia menyebutkan bahwa meski pendapatan fare box menurun, MRT Jakarta melakukan pengembangan bisnisnya melalui strategi di luar. William menjelaskan pihaknya melakukan penekanan pada sisi pembelanjaan dan memaksimalkan penerimaan non fare box.

“Kita lakukan ini supaya tetap efisien dan agar operasional berjalan baik. Kita tetap dalam kondisi sehat sehingga bisa mencapai laba,” ungkapnya.

William menyebutkan, pendapatan non fare box lainnya yang kini juga sudah bisa beroperasi adalah co-working space di Stasiun Bundaran Hotel Indonesia. Sayangnya karena PPKM masih berlaku, maka belum dibuka untuk umum.

Baca juga: PPKM Darurat: TransJakarta dan MRT Jakarta Lakukan Pembatasan Penumpang serta Jam Operasional

Dia mengatakan, co-working space ini disiapkan dengan konsep business space dan lounge dengan kapasitas 26 orang. Dilengkapi snacks, drink bar, relaxing lounge, working area dan business marketing area.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Yang Terbaru