SkyTeam adalah salah satu dari tiga aliansi maskapai terbesar dunia. Kendati aliansi yang di dalamnya tergabung Garuda Indonesia ini merupakan yang termuda di antara dua lainnya, yaitu Star Alliance dan oneworld, tetapi aliansi ini menjadi terbanyak kedua dalam urusan menerbangkan penumpang di tahun 2019, mencapai 630 juta penumpang ke 1.150 tujuan di 175 negara.
Baca juga: Mengenal SkyTeam, Aliansi Penerbangan Internasional Garuda Indonesia
Terlepas dari capaian itu dan berbagai capaian, sebetulnya apa saja keuntungan bergabung dengan aliansi SkyTeam?
Dilansir Simple Flying, aliansi SkyTeam terbentuk pada 22 Juni 2000 di New York atas inisiatif CEO Aeroméxico, Air France, Delta Air Lines, dan Korean Air. Aliansi SkyTeam Cargo berdiri menyusul pada September di tahun yang sama.
Di hari pertama pembentukannya, aliansi SkyTeam menghubungkan 6.402 penerbangan harian ke 451 destinasi di 98 negara dunia. Sehari berselang, promosi pun mulai gencar dilakukan di seluruh dunia dengan tagline “Caring More About You”.
Bulan Oktober 2000, maskapai CSA Czech Airlines menandatangani perjanjian dengan aliansi SkyTeam sebagai langkah awal untuk bergabung ke dalam aliansi tersebut. Barulah pada tahun 2001, maskapai ini secara resmi masuk sebagai anggota kelima dari SkyTeam dan juga menambahkan jumlah rute sebanyak 14 destinasi di 21 negara.
Tahun 2001, SkyTeam membuka hub baru yang didukung oleh Korean Airlines di Bandara Internasional Incheon, Seoul. Pembukaan hub baru tersebut diharapkan bisa meningkatkan jaringan rute penerbangan di Asia dan membuka pasar baru selain di benua Amerika dan Eropa, mengingat Korean Air merupakan satu satunya maskapai Asia di SkyTeam kala itu.
Pada tanggal 27 Juli 2001, SkyTeam menerima Alitalia sebagai anggota keenamnya dan konektivitas aliansi ini pun meningkat sebanyak 21 rute di 6 negara sebagai jaringan global SkyTeam. Dua tahun berselang dari pendiriannya, Department of Transportation (DoT) Amerika mensertifikasi SkyTeam menyusul banyaknya kepercayaan publik terhadap aliansi ini, terutama di rute trans-atlantik.
Seiring bertambahnya usia, semakin banyak maskapai tenar yang akhirnya memutuskan untuk bergabung dengan SkyTeam, sebut saja KLM (setelah bergabung dengan Air France), China Eastern Airlines (2011), China Airlines (2011), Garuda Indonesia (2014), Middle East Airlines (2012), Saudia (2012), Vietnam Airlines (2010), XiamenAir (2012), Aeroflot (2006), Air Europa (2007), TAROM (2010), dan Aerolíneas Argentinas (2012).
Aliansi SkyTeam memiliki program loyalitas untuk para anggotanya yang terbagi dalam dua level; Elite, dan Elite Plus. Untuk SkyTeam Elite, maskapai akan mendapat berbagai keuntungan, seperti waitlist reservasi prioritas, alokasi tempat duduk preferensial, konter check-in prioritas di bandara yang berpartisipasi, boarding prioritas, peningkatan baggage allowance, dan lainnya. Biasanya ini semua amat bermanfaat bagi maskapai di penerbangan internasional.
Untuk keanggotan SkyTeam Elite Plus, maskapai mendapatkan keuntungan berupa Guaranteed full-fare economy reservations untuk penerbangan jarak jauh, akses lounge di bandara di seluruh dunia, bagasi prioritas, serta baggage allowance yang jauh lebih besar. Semua itu bisa dinikmati penumpang, tak peduli kelas ekonomi ataupun first class, selama maskapai yang ditumpanginya tergabung dalam itu.
Selain itu, sesama anggota juga bisa saling melengkapi penerbangan di bawah prinsip one price, one destination, but more than one airline.
Ini memungkinkan penumpang Garuda Indonesia, misalnya, terbang ke Los Angeles dengan menumpangi maskapai SkyTeam lainnya, melalui skema sejenis codeshare. Ini sudah diatur sedemikian rupa sehingga penumpang tak kebingungan melanjutkan penerbangan setelah Garuda Indonesia untuk bisa sampai ke tujuan.
Baca juga: Tiga Aliansi Maskapai Global Desak Pemerintah di Seluruh Dunia Cari Cara Agar Maskapai Tak Bangkrut
Adapun kerugian bergabung dengan aliansi, entah itu SkyTeam, Star Alliance, ataupun oneworld, menurut former Senior Manager Public Relation Garuda Indonesia, Ikhsan Rosan, masing-masing aliansi memiliki kelemahan.
Sayangnya, ia tak mau buka-bukaan berapa biaya urunan menjadi anggota SkyTeam dan lainnya. Jadi, bisa dibilang untung-rugi bergabung dengan aliansi atau salah satu aliansi dari tiga itu tak bisa ditarik kesimpulan secara umum. Itu semua bergantung pada kepentingan masing-masing maskapai.