Lepas dari sengketa perbatasan, antara Cina dan Jepang terlibat persaingan yang ketat di lini industri transportasi. Salah satu yang begitu kentara adalah kompetisi dalam lingkup inovasi kereta cepat dan teknologi pendukungnya. Meski begitu, Jepang rupanya harus mengakui keunggulan Cina dalam adopsi bus listrik.
Baca juga: BYD, Keihan Bus dan Kansai Electric Power Bangun Jalur Bus Listrik Pertama di Jepang
Disebut demikian lantaran bus listrik asal Cina justru telah masuk ke pasar Jepang yang dikenal ketat. Seperti belum lama ini produsen otomotif asal Cina, BYD, kembali mengukuhkan taringnya di pasar Jepang, terutama guna memperkuat layanan purna jual. BYD hadir untuk menjual lebih banyak bus listrik dan menganggap pasar sudah matang untuk mengadopsi kendaraan bertenaga listrik secara luas.
Dilansir KabarPenumpang.com dari asia.nikkei.com (24/6/2021), masuknya BYD sendiri terlihat dari unit bus BYD yang diproduksi di Jepang. Sejauh ini, BYD telah memasok lebih dari 50 bus listrik di Negeri Sakura itu.
Karena hal ini, maka BYD akan meningkatkan pemasaran untuk perusahaan transportasi dan berupaya dalam meningkatkan jumlah penjualan menjadi sekitar 4000 unit pada tahun 2030 mendatang.
Seiring pertumbuhan permintaan, infrastruktur layanannya juga akan ditingkatkan. Saat ini, BYD Jepang memiliki jaringan sekitar 20 mitra, termasuk mekanik yang menyediakan layanan mulai dari operator jasa perbaikan dan pemeliharaan.
Nantinya jaringan ini akan bertambah menjadi 200 hingga 300 anggota di seluruh negeri. BYD Jepang juga akan sepenuhnya meluncurkan kemampuan telematika untuk manajemen armada nirkabel, termasuk memantau lokasi kendaraan dan kondisi baterai.
Baca juga: Mampu Angkut 250 Penumpang, BYD Automobile Luncurkan Bus Listrik Terpanjang di Dunia
Program percontohan sudah dilakukan pada tahun 2020 kemarin. Yang mana teknologi ini dilengkapi dengan bus listrik yang dijalankan oleh anggota grup Michinori Holdings, Bus Aizu, yang beroperasi di Prefektur Fukushima.