Monday, November 25, 2024
HomeDaratSerba-serbi Kecelakaan Kereta Api, Antara Mitos dan Fakta

Serba-serbi Kecelakaan Kereta Api, Antara Mitos dan Fakta

Kecelakaan yang terjadi di perlintasan sebidang kerap kali memakan korban jiwa baik itu pejalan kaki, pengendara sepeda motor hingga mobil. Bahkan petugas yang menjaga palang pintu pun beberapa diantaranya pernah meninggal karena tertabrak kereta.

Baca juga: Minimalisir Kecelakaan di Perlintasan Sebidang, Kaohsiung Luncurkan Layanan Kereta Bawah Tanah

Namun apa yang jadi masalahnya? Apakah sengaja menabrakkan diri atau memang tidak sadar akan adanya kereta karena perlintasan yang lewati adalah perlintasan sebidang? Berbagai mitos pun hadir mewarnai penjelasan kecelakaan yang menewaskan pejalan kaki atau pun pengendaran kendaraan.

Bagi pejalan kaki, salah satunya adalah setan budeg, di mana mitos ini menyebutkan bahwa para pejalan kaki dibuat tidak mendengar datangnya kereta api. Biasanya para pejalan kaki yang menggunakan earphone mengalami ini.

Namun faktanya mereka bisa saja meleng dan tidak melihat adanya kereta datang. Sedangkan kendaraan roda dua karena menerobos palang pintu. Mungkin saat menerobos mereka hanya melihat dari satu sisi jalur tetapi tidak sadar akan kedatangan kereta dari sisi jalur lainnya.

Tak hanya itu, faktor keinginan bunuh diri pun bisa menjadi penyebabnya. Pasalnya, banyak orang yang kerap kali sengaja berdiri di tengah perlintasan untuk mengakhiri hidup mereka karena berpikir dengan kemungkinan tidak bisa menyelesaikan permasalahan.

Meski begitu, kecelakaan kereta yang menyebabkan kendaraan roda dua maupun roda empat tertabrak juga bisa karena human error. Di mana masinis tidak melaksanakan standar prosedur operasi yang ditetapkan atau melanggar kecepatan. Tak hanya itu, terjadinya pengaturan tugas dan beban kerja yang kurang baik menyebabkan kelelahan fisik pada masinis.

Sementara penyebab dari sarana banyak terjadi kecelakaan lantaran pengereman yang tidak bekerja dengan baik, kerusakan pada as dan roda seperti as yang patah atau bearing macet. Pembebanan yang tidak merata, kelebihan beban, dan kurangnya perawatan sarana hingga tidak menggunakan suku cadang standar.

Adanya ini berbagai upaya dilakukan untuk peningkatan keselamatan KA diantaranya peningkatan kelaikan prasara, sarana, peningkatan kompetensi SDM hingga pemberian Sertifikasi SDM Perkeretaapian. Sosialiasi keselamatan KA juga menjadi agenda rutin yang dilaksanakan setiap tahunnya.

Baca juga: Jumlah Perlintasan Sebidang Liar di Indonesia, Tembus Angka 4.000!

Yang paling utama adalah pencegahan kecelakaan KA dengan melaksanakan pemantauan terhadap batas kecepatan, pelaksanaan identifikasi daerah rawan kecelakaan, penanganan perlintasan sebidang dengan membangun under pas atau fly over, dan menutup perlintasan liar. Pemasangan warning device pada pintu perlintasan, dan melakukan pemantauan serta penelitian atas kecelakaan KA yang terjadi.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Yang Terbaru