Singapore Airlines (SIA) resmi mempensiunkan empat armada Boeing 777-300ER (Extended Range), menyisakan 23 pesawat dari tipe tersebut di barisan armada. Ini tentu tidak mudah mengingat tipe pesawat tersebut memiliki rekam jejak spesial dan menempati posisi krusial di masa lalu.
Baca juga: Gawat, Singapore Airlines Rugi Rp46 Triliun Sepanjang 2020
Selama ini empat Boeing 777-300ER yang dipensiunkan oleh Singapore Airlines melakoni banyak rute, termasuk Singapura-Hong Kong-San Francisco, Australia, Selandia Baru, Inggris, Jepang, Korea Selatan, dan beberapa tujuan lainnya.
Pada penerbangan tersebut, SIA biasanya mengoperasikan itu dalam konfigurasi empat kelas dengan total 264 kursi. Rinciannya, empat penumpang first class, 48 kelas bisnis, 28 di kelas ekonomi premium, dan 184 di kelas ekonomi. Sebagai perbandingan, United Airlines mengoperasikan pesawat dari tipe yang sama dengan total 350 kursi, jauh lebih efektif.
Keputusan Singapore Airlines mempensiunkan pesawat Triple Seven memang dinilai tepat. Mungkin, bisa dibilang, ini menjadi berkah di balik pandemi virus Corona yang mengacaukan bisnis mereka. Andai Corona tak menerjang, bukan tak mungkin SIA lamban dalam merevitalisasi armadanya.
Dengan merevitalisasi lebih cepat dan pada waktunya industri penerbangan kembali ke posisi normal, maskapai sudah jauh lebih siap untuk mengambil ceruk pasar tersebut dibanding maskapai lainnya yang menunda revitalisasi armada.
Singapore Airlines (SIA) mencatat kerugian sebesar US$3,2 miliar atau sekitar Rp46 triliun (kurs 14.454), turun 76 persen dibanding tahun sebelumnya, sepanjang 12 bulan pada periode Maret 2020 sampai Maret 2021. Itu karena, flag carrier nasional Singapura itu kehilangan penumpang sekitar 97,9 persen akibat pembatasan perjalanan.
Angka kerugian tersebut sebetulnya bisa saja lebih besar andai pendapatan maskapai dari penerbangan kargo tidak tumbuh. Seperti diketahui, selama pandemi, pendapatan dari penerbangan kargo justru meningkat sebesar 38,8 persen menjadi US$2 miliar atau sekitar Rp28 triliun (kurs 14.454).
Hanya saja, penerbangan kargo memang tak berkontribusi banyak untuk operasional pesawat, termasuk pengaruhnya terhadap kinerja keuangan.
Selain penurunan pendapatan, SIA juga mencatat kerugian akibat mempensiunkan dini banyak armadanya.
Dikutip dari Simple Flying, setidaknya ada 45 pesawat berbagai tipe yang sudah dipensiunkan SIA sebelum waktunya; termasuk tujuh Airbus A380, empat 777-200ER, empat 777-300ER, delapan 737-800, beberapa A330, dan berbagai pesawat lainnya, menyisakan 162 jet penumpang dan tujuh pesawat kargo.
Baca juga: Gegara Batu di Runway, Body Pesawat Boeing 747 Singapore Airlines Berlubang
Sebagai gantinya, maskapai akan lebih fokus untuk merevitalisasi pesawat dan memaksimalkan pesawat-pesawat generasi terbaru yang lebih efisien, seperti Boeing 787 dan Airbus A350.
Selain dua itu, SIA juga akan mengandalkan pesawat terbaru dari Boeing, 777X. Singapore Airlines diketahui sudah memesan 11 Boeing 777X varian 777-9. Pesawat ini dinilai bisa menjadi pengganti ideal 777-300ER ketimbang A350 apalagi Boeing 787 Dreamliner.